"Dengan banyak konflik yang terjadi di dunia, maka pasokan pupuk sempat terganggu. Untuk itu, kita perlu memperkuat industri pupuk dalam negeri, salah satunya dengan diversifikasi suplai bahan baku," kata Menlu Retno dalam pernyataan persnya.
Dalam konteks ini, kata dia, PT Pupuk Indonesia sedang dalam proses deal dengan Tunisia. Negara di Afrika ini memang diketahui sebagai salah satu eksportir fosfat terbesar di dunia.
"Dan ini sangat penting artinya untuk dukung keamanan pangan Indonesia," ujar Retno.
Pembahasan terkait kerja sama tersebut, katanya, akan dilanjutan Duta Besar RI di Tunisia.
"Kita harapkan langkah maju dapat dicapai tahun depan," tuturnya.
Pembahasan terkait kerja sama fosfat ini dilakukan Retno dalam kunjungan singkat ke Tunis, dengan Menlu Tunisia Nabil Ammar. Selain membahas kerja sama fosfat, Menlu Retno juga mendorong penyelesaian negosiasi Perjanjian Dagang Preferensial (PTA) dengan Tunisia.
Baca juga: Indonesia Perkokoh Ikatan Politik dengan Tunisia Lewat Kerja Sama Ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News