Presiden AS joe Biden. Foto: AFP
Presiden AS joe Biden. Foto: AFP

Telepon Netanyahu, Biden Peringatkan Israel Terkait Serangan di Rafah

Fajar Nugraha • 16 Februari 2024 20:04
Gaza: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan dalam panggilan telepon baru dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menentang Israel melancarkan operasi di kota Rafah di Jalur Gaza. Biden mengecam tindakan Netanyahu tanpa rencana untuk menjaga keamanan warga sipil.
 
"Presiden menegaskan kembali pandangannya bahwa operasi militer tidak boleh dilakukan tanpa rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan untuk menjamin keselamatan dan dukungan bagi warga sipil di Rafah," demikian isi seruan dari Gedung Putih, seperti dikutip Guardian, Jumat 16 Februari 2024.
 
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih, dikatakan bahwa kedua pemimpin membahas perundingan penyanderaan, prospek operasi Israel di Rafah dan kondisi kemanusiaan di Gaza.
 
Baca: PM Israel Tetap Tolak Pengakuan Internasional Terhadap Negara Palestina.


“Presiden menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja tanpa kenal lelah untuk mendukung pembebasan semua sandera sesegera mungkin, menyadari situasi mereka yang mengerikan setelah 132 hari disandera oleh Hamas,” bunyi pernyataan itu.
 
“Presiden dan perdana menteri juga membahas situasi di Gaza, dan pentingnya memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat sampai ke warga sipil Palestina yang sangat membutuhkan,” kata Gedung Putih.
 
Biden mengimbau keselamatan warga sipil untuk kedua kalinya dalam seminggu. Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu kedua pemimpin membahas perang Gaza.
 
Dalam seruan sebelumnya, Biden juga meminta Netanyahu untuk tidak pindah ke bagian selatan Jalur Gaza tanpa rencana untuk menjamin keselamatan hampir satu juta orang yang tinggal di sana.
 
Pada Kamis 15 Februari 2024, pasukan Israel mengatakan bahwa rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di Gaza telah digerebek oleh mereka. Serangan terhadap rumah sakit tersebut terjadi ketika tekanan internasional meningkat terhadap Israel untuk menahan diri setelah berjanji untuk meningkatkan serangannya ke Rafah, yang dipandang sebagai tempat terakhir yang relatif aman di Gaza.
 
Sebelumnya, Biden telah menyatakan bahwa respons militer Israel di Jalur Gaza ‘berlebihan’ dan menyatakan keprihatinan besar atas meningkatnya jumlah korban warga sipil di wilayah kantong Palestina tersebut.
 
Sejak itu, Jalur Gaza telah menghadapi serangan udara dan darat oleh Israel yang menewaskan 28.663 orang, sebagian besar adalah warga sipil. Perang telah membuat lebih dari dua juta penduduk Palestina mengungsi.
 
Perang dimulai pada 7 Oktober ketika pejuang Hamas memasuki Israel dan membunuh 1.200 orang dan menyandera 253 orang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan