Al-Kadhimi tiba di Bandara Mehrabad disambut para pejabat Iran. Dia dijadwalkan bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani.
Delegasi yang dibawa al-Kadhimi antara lain menteri luar negeri, menteri keuangan, menteri kesehatan dan perencanaan, serta penasihat keamanan nasional Irak.
"Kami berharap akan melakukan pembicaraan konstruktif untuk memperdalam hubungan kedua negara," kata juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 21 Juli 2020.
Awalnya PM Irak dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi untuk perjalanan pertamanya ke luar negeri sebelum ke Iran. Rencana ini dilakukan sebagai tindakan penyeimbangan yang hati-hati karena Riyadh dan Teheran merupakan rival di kawasan tersebut.
Namun, perjalanannya ke Negeri Petro Dolar ditunda setelah Raja Salman dirawat di rumah sakit pada Senin kemarin.
Irak sering terjebak dalam pusaran Arab Saudi, Iran dan Amerika Serikat. AS juga akan menjadi negara berikutnya yang akan dikunjungi al-Kadhimi dalam beberapa pekan ke depan.
Pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Mohamad Javad Zarif mengunjungi Baghdad dalam perjalanan pertamanya ke Irak sejak serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani.
Sebelum kunjungan Zarif, analis keamanan Irak, Ahmad al-Abyad kepada Al Jazeera mengatakan lawatan tersebut membawa dua 'pesan'.
"Pertama, peringatan kepada al-Kadhimi untuk tidak maju menopang hubungan ekonomi dengan negara-negara Teluk, dan kedua, pesan mediasi kepada saingan regional Iran, Arab Saudi," terangnya.
Di Baghdad, Zarif mengunjungi situs tempat Soleimani terbunuh. Dia menegaskan hubungan Iran-Irak tidak akan terguncang karena kematian pemimpin pasukan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran di luar negeri itu oleh AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News