“Bus menabrak bahan peledak saat melakukan perjalanan di jalan antara Bandiagara dan Goundaka, di daerah Mopti pada sore hari,” kata seorang sumber keamanan, seperti dikutip AFP, Jumat 14 Oktober 2022.
“Wilayah ini merupakan sarang kekerasan militan,” imbuhnya.
Sebelumnya, polisi dan sumber-sumber lokal memberikan korban sementara 10 orang tewas dan banyak yang terluka parah.
"Kami baru saja memindahkan sembilan mayat ke klinik. Dan ini belum berakhir," kata Moussa Housseyni dari Asosiasi Pemuda Bandiagara.
Housseyni menambahkan bahwa semua korban adalah warga sipil.
Mali telah lama berjuang dengan pemberontakan militan yang telah merenggut ribuan nyawa dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Ranjau dan alat peledak improvisasi (IED) adalah salah satu senjata pilihan para jihadis. Mereka dapat meledak pada benturan atau diledakkan dari jarak jauh.
Sebuah laporan oleh misi PBB di Mali MINUSMA menemukan bahwa pada 31 Agustus, ranjau dan IED telah menyebabkan 72 kematian. “Sebagian besar korban adalah tentara -- tetapi seperempatnya adalah warga sipil,” sebut laporan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News