Rudal ini menargetkan kapal curah Propel Fortune, yang terus melanjutkan perjalanannya usai serangan, menurut laporan Komando Pusat Militer Amerika Serikat atau CENTCOM.
"Rudal tersebut tidak berdampak pada kapal," kata CENTCOM, mengutip dari laman Nikkei Asia, Sabtu, 9 Maret 2024.
"Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan," lanjutnya.
Houthi tidak segera mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pernyataan dari juru bicara militer Houthi Brigjen. Jenderal Yahya Saree ditunda pada Jumat malam karena "perkembangan militer mendesak di medan operasi militer," menurut kantor berita SABA yang dikuasai kelompok tersebut. Dia dijadwalkan berbicara pada hari Sabtu ini.
Peristiwa terbaru terjadi setelah rudal Houthi menghantam sebuah kapal komersial di Teluk Aden pada Rabu lalu yang menewaskan tiga awak dan memaksa mereka yang selamat untuk meninggalkan kapal.
Baca juga: Rudal Houthi Hantam Kapal Kargo di Teluk Aden, 3 Orang Tewas
Serangan AS terhadap Houthi
Itu merupakan serangan fatal pertama dalam operasi Houthi yang menargetkan kapal-kapal terkait Israel. Houthi berulang kali mengatakan bahwa tindakan mereka merupakan dukungan terhadap Palestina yang sedang digempur Israel di Jalur Gaza.Houthi menggambarkan rangkaian serangannya sebagai upaya menekan Israel agar menghentikan perang di Gaza. Namun belakangan, target Houthi semakin tidak ada hubungannya dengan perang Israel-Hamas di Gaza.
Tindakan Houthi lainnya baru-baru ini termasuk serangan pada Februari terhadap kapal kargo pengangkut pupuk, Rubymar, yang tenggelam pada Sabtu pekan kemarin setelah berombang-ambing selama beberapa hari. Houthi juga telah menembak jatuh pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat senilai puluhan juta dolar.
AS telah melakukan serangan udara pada Jumat kemarin yang telah menghancurkan dua rudal anti-kapal Houthi yang dipasang di truk di Yaman. Houthi belum secara langsung mengakui adanya kerusakan akibat serangan AS tersebut.
Kelompok Houthi telah menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, sejak tahun 2014. Mereka telah berperang melawan koalisi pimpinan Arab Saudi sejak tahun 2015, dalam perang yang telah lama menemui jalan buntu.
Sejak AS memulai kampanye serangan udaranya di bulan Januari, Houthi telah mengonfirmasi kematian 22 pejuang mereka. Seorang warga sipil juga dilaporkan tewas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News