Warga lokal berusaha melarikan diri dari pertempuran di Khartoum, Sudan, 27 April 2023. (AFP)
Warga lokal berusaha melarikan diri dari pertempuran di Khartoum, Sudan, 27 April 2023. (AFP)

Kematian Warga Sipil dalam Konflik Sudan Lampaui 400

Willy Haryono • 30 April 2023 10:09
Khartoum: Tembakan senjata api dan artileri berat terus terdengar di beberapa bagian ibu kota Sudan, Khartoum, sepanjang Sabtu kemarin, meski gencatan senjata antar kubu bertikai telah diperpanjang. Konflik antar dua jenderal tertinggi Sudan sejak 15 April lalu telah menewaskan ratusan orang dan membuat ribuan lainnya melarikan diri.
 
Menurut data Sindikat Dokter Sudan dan dikutip laman Independent, Minggu, 30 April 2023, korban tewas di kalangan warga sipil Sudan melonjak menjadi 411 orang. Sementara sebanyak 2.023 warga sipil lainnya terluka, tambah kelompok tersebut.
 
Di kota Genena, ibu kota provinsi Darfur Barat, kekerasan yang meningkat telah menewaskan 89 orang. Sejumlah milisi telah pindah ke rumah-rumah dan mengambil alih toko serta rumah sakit saat mereka bertempur di jalanan padat penduduk, kata Sindikat Dokter Sudan.

Khartoum, sebuah kota berpenduduk lima juta orang, telah berubah menjadi garis depan dalam konflik sengit antara Jenderal Abdel Fattah Burhan, komandan militer Sudan, dan Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo (alias Hemedti) yang memimpin kelompok paramiliter RSF. Pertempuran dua kubu ini telah memupus harapan berjalannya transisi demokrasi di Sudan.
 
Negara-negara asing terus mengevakuasi staf diplomatik dan warga warga dari Sudan, sementara ribuan warga lokal melarikan diri melintasi perbatasan. Inggris mengatakan akan mengakhiri penerbangan evakuasi pada Sabtu kemarin setelah permintaan evakuasi menurun.
 
Lebih dari 50.000 pengungsi - kebanyakan wanita dan anak-anak - telah melintasi perbatasan dengan Chad, Mesir, Sudan Selatan dan Republik Afrika Tengah, kata PBB, menimbulkan kekhawatiran ketidakstabilan yang lebih luas di kawasan.
 
Pertikaian dan kekacauan etnis telah melukai Sudan Selatan dan Republik Afrika Tengah, sementara transisi demokrasi Chad terhenti setelah kudeta.
 
Mereka yang melarikan diri dari Khartoum menghadapi lebih banyak rintangan dalam perjalanan menuju keselamatan. Perjalanan darat ke Port Sudan, tempat kapal kemudian mengevakuasi orang melalui Laut Merah, terbukti panjang dan berisiko.
 
Hatim el-Madani, seorang mantan jurnalis, mengatakan bahwa para anggota paramiliter menghentikan para pengungsi di penghalang jalan keluar dari ibu kota. Mereka dikabarkan menuntut mereka untuk menyerahkan telepon genggam dan barang-barang berharga.
 
"Ada sifat seperti bandit di kalangan milisi RSF," kata Madani. "Dan hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki jalur pasokan, sehingga bisa menjadi lebih buruk dalam beberapa hari mendatang," lanjutnya.
 
Evakuasi udara dari Sudan menghadapi sejumlah tantangan. Jumat lalu, sebuah pesawat Turki terkena tembakan di dekat Khartoum dalam proses evakuasi.
 
Baca juga:  Evakuasi Tahap 2 dari Sudan, 363 WNI Tiba di Indonesia
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan