"Kami menginginkan normalisasi dan perdamaian dengan Arab Saudi. Kami menganggap itu sebagai kemungkinan terjadinya loncatan besar menuju pengakhiran konflik Arab-Israel," kata Netanyahu, dalam pertemuan di Yerusalem dengan Senator Partai Republik AS Lindsey Graham.
"Perjanjian ini dapat memiliki konsekuensi monumental, konsekuensi sejarah baik untuk Israel, Arab Saudi, dan dunia," tambah Netanyahu, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 18 April 2023.
Sejak 2020, Israel telah membuka hubungan diplomatik dengan beberapa negara Arab, di antaranya Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Sejauh ini, Arab Saudi belum mengakui Israel. Arab Saudi mengatakan, langkah-langkah pengakuan Israel beserta normalisasi harus sejalan dengan pencapaian tujuan kemerdekaan Palestina.
Terdapat rintangan besar yang dihadapi Netanyahu dalam upayanya memperbaiki hubungan dengan Arab. Bulan lalu, Iran, yang merupakan musuh besar Israel, kembali menjalin hubungan diplomatik dengan Arab Saudi.
Kedutaan Iran di Riyadh telah dibuka kembali pada Rabu, 12 April lalu untuk kali pertama dalam tujuh tahun.
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan mereka telah meminta Tiongkok untuk mengusahakan pengaruhnya terhadap Iran, secara spesifik agar Teheran tidak memiliki senjata nuklir.
"Saya berbicara dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qin Gang, tentang bahaya yang kami lihat dalam program nuklir Iran, bahaya yang akan dihadapi banyak negara di kawasan, termasuk negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Iran," kata Menlu Israel Eli Cohen. (Vania Augustine Dilia)
Baca juga: Demi Kembangkan Nuklir, Arab Saudi Dikabarkan Siap Normalisasi dengan Israel
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
