Juru Bicara Kemenlu AS Matthew Miller. (AFP)
Juru Bicara Kemenlu AS Matthew Miller. (AFP)

AS: Jika Hamas Kembali Memerintah Gaza, Kesepakatan Berakhir Bagi Israel

Riza Aslam Khaeron • 16 Januari 2025 14:49
Jakarta: Pada 15 Januari 2025, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan tegas terkait kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang baru saja diumumkan.
 
Dalam konferensi persnya, juru bicara Matthew Miller menyatakan bahwa AS mendukung penuh kesepakatan ini, tetapi menekankan bahwa kembalinya Hamas untuk memerintah Gaza akan menjadi "penghancur kesepakatan" bagi Israel.
 
"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa Hamas tidak lagi memerintah Gaza," kata Miller. Ia menambahkan bahwa keberadaan Hamas sebagai penguasa Gaza akan merusak segala upaya untuk mencapai perdamaian jangka panjang.

"Israel telah mencapai tujuan strategis utama mereka, termasuk menghancurkan kemampuan militer Hamas dan mengeliminasi Yahya Sinwar, pemimpin militer Hamas," lanjutnya.
 
Gencatan senjata ini dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, serta mencakup penghentian kekerasan, pembebasan lebih dari 200 sandera Israel, dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
 
Namun, Miller memperingatkan bahwa keberlanjutan kesepakatan ini bergantung pada penghapusan peran Hamas dari pemerintahan Gaza.
 
Miller juga menyebutkan bahwa fase kedua dan ketiga dari rencana ini, termasuk rekonstruksi Gaza dan penetapan mekanisme pemerintahan sementara, akan menjadi subjek negosiasi lebih lanjut.
 
"Kita harus memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi markas besar terorisme yang mengancam stabilitas regional," tegasnya.
 
Dengan berakhirnya masa pemerintahan Presiden Biden pada 20 Januari 2025, tanggung jawab untuk melanjutkan kesepakatan ini akan berada di tangan administrasi Presiden terpilih Donald Trump.
 
"Kami telah menyerahkan rencana yang rinci kepada administrasi mendatang dan berharap mereka memanfaatkan momentum ini," ujar Miller. Namun, ia juga mengakui bahwa keberlanjutan kesepakatan ini memerlukan komitmen yang kuat dari semua pihak.
 
Negara-negara di kawasan Timur Tengah, termasuk Mesir dan Qatar, mendukung upaya ini, tetapi mereka juga menuntut solusi yang komprehensif bagi rakyat Palestina.
 
Miller menegaskan bahwa komunitas internasional, khususnya negara-negara donor, tidak akan mendukung rekonstruksi Gaza jika Hamas tetap memegang kendali.
 
"Tidak ada negara yang akan berinvestasi dalam rekonstruksi Gaza jika mereka melihat Hamas kembali berkuasa," katanya.
 
Selain itu, ia mengingatkan bahwa penghapusan Hamas dari pemerintahan Gaza adalah syarat penting untuk mewujudkan masa depan yang lebih stabil bagi Palestina dan Israel.
 
Baca Juga:
Indonesia Sambut Gencatan Senjata di Gaza, Desak Akhiri Okupasi Israel
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan