Komentar Sisi terlontar di tengah ketegangan kawasan atas intervensi Turki dalam konflik Libya.
Turki adalah negara yang mendukung pemerintahan resmi Libya, yakni Pemerintah Perjanjian Nasional (GNA). Sementara rival GNA, yakni Pasukan Nasional Libya (LNA), didukung Rusia, Uni Emirat Arab, dan Mesir.
Dukungan Turki terhadap GNA telah berhasil menghalau operasi militer LNA di Tripoli yang telah berlangsung selama 14 bulan.
"Segala intervensi langsung dari negara Mesir kini memiliki legitimasi internasional," kata Sisi usai memeriksa unit militer di sebuah pangkalan udara dekat perbatasan Libya.
Dilansir dari laman France24, Minggu 21 Juni 2020, Sisi menegaskan Mesir memiliki hak untuk membela diri usai menerima "ancaman langsung" dari "milisi dan tentara bayaran asing" yang disebutnya didukung beberapa negara asing. Ia diduga merujuk pada sejumlah grup bersenjata loyalis GNA yang juga didukung Turki.
Sisi menegaskan bahwa tujuan utama dari intervensi di Libya adalah melindungi perbatasan barat Mesir yang membentang sepanjang 1.200 kilometer. Selain itu, tujuan intervensi adalah membantu memediasi gencatan senjata dan memulihkan stabilitas di Libya.
Sebelum pidatonya, Sisi menyapa sejumlah pilot angkatan udara dan personel pasukan khusus Mesir. "Bersiaplah untuk melancarkan misi apapun, baik di dalam maupun luar perbatasan," ungkap Sisi.
Uni Emirat Arab dan Arab Saudi mengekspresikan dukungan terhadap tekad Mesir yang ingin melindungi perbatasannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News