Erdogan telah berulang kali mengecam Israel atas kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh perang antara pasukan Israel-Hamas.
Dia mencap Israel sebagai "negara teroris" dan menyebut Hamas sebagai "kelompok pembebasan".
"Netanyahu telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai penjagal Gaza," kata Erdogan dilansir dari Malay Mail, Kamis, 30 November 2023.
Erdogan mengulangi serangan-serangan tersebut dalam sebuah pidato di hadapan para anggota partai penguasa yang berakar pada Islam di parlemen.
"Netanyahu membahayakan keamanan semua orang Yahudi di dunia dengan mendukung anti-Semitisme dengan pembunuhan yang dilakukannya di Gaza," tuturnya.
Aksi tajam Erdogan ini pun menjadi ancaman rusaknya hubungan Turki dan Israel. Kedua belah pihak tahun lalu telah menunjuk kembali duta besar menyusul putusnya hubungan yang telah berlangsung selama satu dekade.
Mereka juga telah mendiskusikan pengembangan hubungan perdagangan yang lebih erat dan mengerjakan proyek-proyek energi baru yang dapat membantu membangun kepercayaan jangka panjang.
Perang Gaza mendorong Israel untuk memanggil pulang semua staf diplomatik dari Turki dan negara-negara regional lainnya sebagai tindakan pencegahan keamanan.
Turki juga telah menarik duta besarnya di Tel Aviv sebagai protes atas pendekatan Israel.
Para mediator juga mencoba untuk memperpanjang gencatan senjata Israel-Hamas yang memungkinkan 60 sandera Israel dan 180 tahanan Palestina bisa dibebaskan sejak minggu lalu.
Erdogan mengatakan bahwa pemerintah Netanyahu memperumit upaya-upaya tersebut dengan terus mendiskusikan rencana untuk membasmi Hamas.
"Pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh pemerintahan Netanyahu mengurangi harapan kami agar jeda kemanusiaan dapat berubah menjadi gencatan senjata yang abadi," kata Erdogan.
Perjanjian gencatan senjata telah menghentikan sementara pertempuran yang dimulai ketika militan Hamas menyerbu perbatasan menuju Israel, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 240 orang.
Kampanye udara dan darat Israel berikutnya di Gaza telah menewaskan hampir 15.000 orang, sebagian besar juga warga sipil, menurut para pejabat Hamas, dan membuat sebagian besar wilayah utara wilayah itu menjadi puing-puing. (Kanaya Hairunissa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News