"Berikut adalah data intelijen yang kami punya. Sebuah kantor intelijen untuk organisasi teroris Paelstina pernah ada di bangunan tersebut, yang sempat mengkoordinasikan serangan teror terhadap warga Israel," ujar PM Netanyahu kepada media CBS News, dilansir dari laman India Today pada Senin, 17 Mei 2021.
"Jadi ini adalah target yang sah. Kami mengambil segala bentuk langkah antisipasi untuk memastikan tidak ada korban masyarakat sipil. Faktanya, tidak ada kematian," sambung dia dalam program bernama Face the Nation.
Associated Press (AP) dan Al Jazeera merupakan dua dari beberapa kantor media yang hancur dalam serangan udara Israel. AP mengaku belum menerima bukti konkret dari Israel mengenai adanya aktivitas di menara al-Jalaa.
"Apa yang AP inginkan adalah investigasi independen mengenai apa yang terjadi saat itu," kata seorang editor eksekutif AP, Sally Buzbee, kepada media CNN.
"Kami tidak berpihak ke kubu manapun dalam konflik tersebut. Tapi kami mendengar Israel punya bukti. Kami belum tahu apa saja bukti-buktinya," sambung dia.
Baca: Menara Kantor Media Internasional di Gaza Hancur Diserang Israel
Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebelumnya telah mengekspresikan kekhawatiran atas aksi kekerasan dalam konflik Palestina-Israel, terutama yang berdampak pada warga sipil dan jurnalis.
Sementara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan segera diakhirinya aksi kekerasan antara pasuka Israel dan kelompok Hamas. Ia khawatir kawasan Timur Tengah dapat terjatuh ke dalam "krisis kemanusiaan dan keamanan yang tidak dapat ditangani lagi."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News