Kippah, penutup kepala yang biasa digunakan warga Yahudi. Foto: AFP
Kippah, penutup kepala yang biasa digunakan warga Yahudi. Foto: AFP

Diminta Copot Penutup Kepala Yahudi, Delegasi Keagamaan AS Tinggalkan Arab Saudi

Fajar Nugraha • 12 Maret 2024 18:05
Riyadh: Delegasi Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam organisasi kebebasan beragama mengatakan, pihaknya mempersingkat kunjungannya ke Arab Saudi setelah salah satu anggotanya diminta melepas penutup kepala Yahudi, atau dikenal dengan kippah.
 
The United States Commission on International Religious Freedom atau Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat (USCIRF) mengatakan, delegasinya berada di dekat Riyadh mengunjungi Diriyah, sebuah kota bersejarah yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Namun ketua komisi tersebut, Rabi Ortodoks Abraham Cooper, “menolak permintaan mereka agar ia mencopot penutup kepala.”
 
“Tidak seorang pun boleh ditolak aksesnya ke situs warisan, terutama yang dimaksudkan untuk menyoroti persatuan dan kemajuan, hanya karena keberadaannya sebagai seorang Yahudi,” kata Cooper dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Selasa 12 Maret 2024.

USCIRF mengatakan, Cooper dan wakil ketuanya Pendeta Frederick Davie diundang untuk mengunjungi lokasi tersebut pada Selasa 5 Maret lalu sebagai bagian dari kunjungan resmi mereka, ketika setelah beberapa penundaan dalam tur tersebut. Para pejabat setempat meminta agar Cooper melepas kippahnya "saat berada di lokasi tersebut dan kapan pun dia berada di depan umum,”. Padahal Kementerian Luar Negeri Saudi telah menyetujui kunjungan lapangan tersebut."
 
“Arab Saudi sedang mendorong perubahan berdasarkan Visi 2030,” kata Cooper.
 
“Namun, terutama di saat anti-Semitisme sedang berkecamuk, permintaan untuk melepas kippah saya membuat kami dari USCIRF tidak mungkin melanjutkan kunjungan kami,” jelas Cooper.
 
USCIRF mengatakan sangat disayangkan hal ini terjadi pada perwakilan "lembaga pemerintah Amerika yang mempromosikan kebebasan beragama."
 
Komisi tersebut adalah badan penasihat pemerintah AS yang diberi mandat oleh Kongres AS.
 
Davie, Wakil Ketua USCIRF, menggambarkan insiden tersebut sebagai “menakjubkan dan menyakitkan,” dan menambahkan: “Ini secara langsung bertentangan tidak hanya dengan narasi resmi pemerintah tentang perubahan tetapi juga tanda-tanda nyata dari kebebasan beragama yang lebih besar di Kerajaan yang kami amati secara langsung.”
 
Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP.
 
Insiden ini terjadi di tengah ketegangan antara Arab Saudi dan sekutu AS, Israel, terkait perang di Gaza. Selain itu muncul pula upaya AS untuk mendorong normalisasi hubungan antara kedua negara setelah konflik selesai.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan