Demontrasi di Kenya menewaskan sejumlah pedemo. (AFP)
Demontrasi di Kenya menewaskan sejumlah pedemo. (AFP)

13 Pedemo Tewas Saat Menentang Usulan Pajak Baru di Kenya

Marcheilla Ariesta • 27 Juni 2024 12:05
Nairobi: Sebanyak 13 pedemo di Kenya tewas saat melakukan demonstrasi pada Selasa, 25 Juni 2024. Dari demo itu juga sebagian gedung parlemen terbakar. 
 
Demo terjadi untuk menentang usulan pajak baru yang meningkat. Massa yang marah menerobos garis polisi untuk menyerbu gedung parlemen di ibu kota Nairobi sebelum membakar sebagian gedung. 
 
Dalam pidatonya pada Selasa malam, Presiden Kenya William Ruto mengatakan segala cara akan dikerahkan untuk menggagalkan upaya penjahat berbahaya yang merusak keamanan dan stabilitas negara.

Ruto mengerahkan militer untuk memadamkan protes. Beberapa kelompok menuduh aparat keamanan bereaksi berlebihan dengan menggunakan peluru tajam. 
 
Laman BBC, Rabu, 26 Juni 2024 melaporkan, angka kematian 13 orang bukanlah angka final, kata Simon Kigondu, Presiden Asosiasi Medis Kenya.
 
Ada juga laporan media sosial yang belum terverifikasi mengenai puluhan orang yang ditembak mati oleh petugas keamanan semalaman, serta laporan kematian di daerah lain di negara tempat terjadinya protes. 
Protes terhadap rancangan undang-undang keuangan yang tidak populer, yang mencakup beberapa kenaikan pajak, telah berlangsung selama berhari-hari. Namun, ketegangan meningkat pada hari Selasa ketika anggota parlemen meloloskan rancangan undang-undang yang diamandemen.
 
Para pedemo dilaporkan masuk ke parlemen, merusak bagian dalam dan membakar beberapa bagian kompleks. Polisi kemudian melepaskan tembakan dengan peluru tajam, menurut Asosiasi Medis Kenya. 
 
Protes sebagian besar diorganisir oleh kaum muda melalui media sosial. "Ada beberapa hal yang sulit dipahami, seperti bagaimana Anda bisa mengenakan pajak roti sebesar 16 persen? Bagaimana Anda bisa mengenakan pajak pada pembalut?," protes Derrick Mwathu (24) mengatakan kepada BBC.
 
Ketua Masyarakat Internasional untuk Hak Asasi Manusia, Wanjeri Nderu menuturkan, yang dialami selama demo seperti sedang berperang. Apalagi polisi menggunakan peluru tajam. 
 
Kecaman juga datang dari para uskup Katolik atas tindakan polisi tersebut, dan dengan sungguh-sungguh mengimbau polisi untuk tidak menembaki para pengunjuk rasa dan juga mendesak para pengunjuk rasa untuk tetap bersikap damai.
 
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, dirinya sangat sedih dengan laporan kematian dan cedera termasuk jurnalis dan petugas medis terkait dengan protes dan demonstrasi jalanan di Kenya. 
 
Guterres mendesak pihak berwenang Kenya untuk “menahan diri”, dan menyerukan agar semua demonstrasi berlangsung damai.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan