Pemakaman salah satu serangan roket di Majdal Shams. Foto: EFE-EPA
Pemakaman salah satu serangan roket di Majdal Shams. Foto: EFE-EPA

Netanyahu Niat Ingin Lakukan Serangan, Lebanon Siap Siaga

Marcheilla Ariesta • 30 Juli 2024 12:28
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan memberikan respons ‘keras’ terhadap serangan mematikan yang menewaskan pemuda di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Padahal, diplomatnya berupaya untuk menahan eskalasi antara Israel dan Hizbullah.
 
Dalam kunjungan ke lokasi serangan roket yang menewaskan 12 anak di kota Majdal Shams, Netanyahu mengatakan, "Negara Israel tidak akan, dan tidak bisa, membiarkan ini berlalu begitu saja. Respons kami akan datang dan akan keras."
 
Israel dan Amerika Serikat menyalahkan serangan itu pada kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, yang telah saling serang hampir setiap hari dengan pasukan Israel sejak konflik Israel-Hamas dimulai Oktober lalu.

Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib mengatakan, serangkaian aktivitas diplomatik telah berupaya menahan respons Israel yang diantisipasi.
 
"Israel akan melakukan eskalasi secara terbatas dan Hizbullah akan menanggapi secara terbatas. Ini adalah jaminan yang telah kami terima," kata Bou Habib dalam sebuah wawancara dengan penyiar lokal Al Jadeed, dikutip oleh CGTN, Selasa, 30 Juli 2024.
 
Amerika Serikat, Prancis, dan negara-negara lain berusaha menahan eskalasi, kata Bou Habib. Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan, "Pembicaraan sedang berlangsung dengan pihak internasional, Eropa, dan Arab untuk melindungi Lebanon dan menangkal bahaya.”
 
Hizbullah telah membantah bertanggung jawab atas serangan roket Majdal Shams, meskipun kelompok itu mengklaim beberapa serangan terhadap posisi militer Israel hari itu.
 
Pada Senin, Hizbullah mengatakan telah meluncurkan "puluhan roket Katyusha" ke sebuah lokasi militer Israel setelah menewaskan dua pejuangnya.
 
Kekerasan lintas batas telah menewaskan lebih dari 500 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang, dan puluhan warga sipil dan tentara di pihak Israel.
 
Hizbullah menambahkan, serangannya mendukung Hamas, dan mereka akan berhenti jika gencatan senjata dicapai di Gaza.
 
Upaya selama berbulan-bulan telah gagal untuk mengamankan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera, sementara Israel dan Hamas saling menyalahkan pada hari Senin atas kurangnya kemajuan. Hamas menuduh Netanyahu menambahkan syarat dan tuntutan baru pada proposal gencatan senjata yang didukung AS. Namun, Netanyahu membantah melakukan perubahan apa pun dan mengatakan Hamas adalah pihak yang bersikeras pada sejumlah perubahan pada proposal awal.
 
"Negosiasi mengenai isu-isu utama akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang," kata pernyataan Israel.
 
Di Gaza, militer Israel mengatakan pasukannya melanjutkan operasi "tepat sasaran" di wilayah Rafah dan di dekat Khan Younis, tempat pasukan telah ‘melenyapkan puluhan militan Hamas.’
 
Pesawat Israel menyerang 35 target di seluruh Gaza dalam 24 jam, tambah militer tersebut.
 
Di wilayah utara, sayap bersenjata Hamas mengatakan para pejuangnya "bertempur" dengan pasukan Israel di distrik Tal al-Hawa, Kota Gaza, tempat para saksi melaporkan penembakan.
 
Serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.363 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan