Pasukan Israel yang melakukan operasi di Gaza. Foto: AFP
Pasukan Israel yang melakukan operasi di Gaza. Foto: AFP

Pasukan Israel Menyamar sebagai Warga Gaza Hingga Hampir Disandera

Medcom • 10 Juni 2024 12:25
Rafah: Saksi mata mengatakan beberapa pasukan khusus Israel di kamp Nuseirat Gaza menyamar sebagai pengungsi Gaza atau pejuang Hamas dalam proses operasi skala besar untuk membebaskan empat sandera menyamar pada Sabtu, 8 Juni 2024.
 
Mengutip saluran berita Asharq milik Arab Saudi, penduduk setempat mengatakan bahwa unit pasukan khusus, termasuk perempuan telah memasuki kamp dengan menyamar dan mengendarai mobil putih yang penuh dengan kasur. 
 
"Perempuan-perempuan itu mengenakan pakaian yang dipakai perempuan di sini saat perang," kata penduduk setempat, dikutip dari The Times of Israel, Senin, 10 Juni 2024.

Pasukan khusus tersebut memperkenalkan diri mereka sebagai warga Palestina yang melarikan diri dari operasi Pasukan Pertahanan Israel di Rafah.
 
Mereka juga mengatakan telah menyewa sebuah tempat di area sekitar pasar kawasan Nuseirat, sambil menunjuk ke gedung tempat sandera Noa Argamani.
 
Selain itu, tiga sandera laki-laki yang diselamatkan dalam operasi tersebut, di antaranya Andrey Kozlov, Shlomi Ziv dan Almog Meir Jan ditahan di gedung lain berjarak 200 meter.
 
Baca: Serangan Israel ke Kamp Nuseirat, Turut Tewaskan 64 Anak-anak.

 
Situs berita Ynet Israel menyebutkan unit tersebut terdiri dari mista'aravim merupakan pasukan khusus yang beroperasi di wilayah Palestina. Mereka berbaur dengan orang Arab setempat dan berbicara bahasa tersebut dengan lancar. Istilah ini diterjemahkan sebagai 'mereka yang menjadi seperti orang Arab.'
 
Di sisi lain, unit tersebut dilaporkan memasuki kamp Nuseirat dekat dermaga bantuan maritim Amerika yang baru dibangun dan koridor Netzarim, sebuah jalur timur-barat telah membagi dua Gaza. Pembagian di bagian utara kamp yang telah dikuasai oleh Israel Occupation Force (IOF) dan digunakan sebagai jalur lompat, serta off point untuk penggerebekan di Gaza utara dan tengah.
 
Pasukan yang menyamar telah dilaporkan keluar dari mobil mereka dan berpencar menjadi dua kelompok, masing-masing menuju ke salah satu dari dua bangunan tersebut sebagai persiapan operasi.
 
Saksi mata juga mengatakan pasukan khusus lainnya juga menyelinap ke kamp Nuseirat dengan menggunakan truk bantuan. Namun, IOF membantah menggunakan transportasi kemanusiaan untuk operasi tersebut.
 
Dalam laporan jaringan berita Arab Saudi, Al-Arabiya, seorang penduduk kamp Nuseirat melihat orang-orang yang mengenakan seragam militer, helm, dan lencana Hamas telah menyerbu ke rumah tetangganya. Awalnya mengira sebagai agen Hamas, tetapi ia menyadari bahwa mereka adalah anggota unit khusus IOF.
 
“Terjadi baku tembak yang gila-gilaan dan pesawat-pesawat menembaki gedung tetangganya, Ahmed Aljamal dari segala arah,” kata pria tersebut.
 
Sebuah tweet mengenai insiden yang sama oleh Kepala Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Med yang berafiliasi dengan Hamas, Ramy Abdu mengklaim bahwa IOF menggunakan tangga untuk memasuki rumah Aljamal.
 
“Dalam kesaksian awal yang mendokumentasikan pembunuhan yang dilakukan oleh tentara Israel di kamp Nuseirat hari ini, the @EuroMedHR melaporkan bahwa tentara Israel menggunakan tangga untuk memasuki rumah Dr. Ahmed Al-Jamal,” tulis Ramy Abdu pada media sosial X miliknya.
 
“Tentara segera mengeksekusi Fatima Al-Jamal (36) setelah bertemu dengannya di tangga. Kemudian, pasukan menyerbu rumah dan mengeksekusi suaminya, jurnalis Abdullah Al-Jamal (36) dan ayahnya, Dr. Ahmed (74) di depan cucu-cucunya. Tentara juga menembak putri mereka, Zainab (27) yang menderita luka serius,” tambahnya.
 
Pada tweet yang sama, putra Ahmed, Abdallah Aljamal sebagai seorang jurnalis dan juru bicara kementerian tenaga kerja yang dikelola Hamas di Gaza memperlihatkan kondisi terbaru terkait lokasi Nuseurat, tempat para sandera disandera. 
 
IOF mengonfirmasi bahwa Abdallah Aljamal menyandera Meir Jan, Kozlov dan Ziv di rumahnya bersama keluarga pada Minggu, 9 Juni 2024.
 
Pada 2019, Abdallah Aljamal menulis satu kolom untuk Al Jazeera memicu rumor bahwa ia adalah koresponden Gaza untuk outlet berita Qatar yang telah menahan seorang sandera di rumahnya sebagai sebuah klaim tidak berdasar yang dibantah keras oleh jaringan tersebut.
 
Di sisi lain, keempat sandera Israel diselamatkan hidup-hidup dari tawanan Hamas dari dua bangunan terpisah di jantung kota Nuseirat, Gaza tengah.
 
Argamani, Meir Jan, Kozlov dan Ziv telah diculik dari festival musik Supernova dekat komunitas Re'im pada 7 Oktober 2023 pagi hari, ketika sekitar 3.000 teroris pimpinan Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 251 orang dalam amukan mematikan di wilayah selatan Israel.
 
Dalam sebuah pernyataan, petugas unit anti-terorisme elit polisi Yamam bersama agen Shin Bet menggerebek dua gedung bertingkat yang dikuasai Hamas di jantung Nuseirat, Gaza tengah secara bersama. 


Penyelamatan sandera

Menurut militer Hamas, ratusan tentara Pasukan Pertahanan Israel berpartisipasi dalam operasi tersebut. Juru Bicara IOF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan para sandera diselamatkan oleh pasukan khusus saat dikejar.
 
Kepala Inspektur Yamam Arnon Zmora yang memimpin tim penyelamat di gedung ketiga sandera tersebut, terluka parah akibat tembakan Hamas. Ia dibawa ke rumah sakit Israel, tak lama kemudian meninggal. Para penjaga Hamas juga terbunuh dalam pertukaran tersebut.
 
Awalnya nama operasi penyelamatan dikenal sebagai ‘Benih Musim Panas,’ tetapi diubah setelah kejadian tersebut menjadi ‘Operasi Arnon’ untuk mengenangnya.
 
“Di tengah operasi tersebut, serangan udara besar-besaran dilakukan di daerah tersebut terhadap lokasi Hamas untuk mendukung pasukan darat,” kata militer setempat.
 
Sebelumnya, otoritas kesehatan Hamas awalnya melaporkan sekitar 50 warga Palestina tewas. 
 
Kementerian Kesehatan Hamas memperbarui jumlah korban menjadi 274. Namun, angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen dan tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan Hamas. 
 
“Kami mengetahui kurang dari 100 orang (Palestina) yang menjadi korban. Saya tidak tahu berapa banyak dari mereka yang merupakan teroris,” kata jubir IOF Hagari.
 
Nuseirat merupakan salah satu dari sedikit wilayah di Gaza, tempat pasukan darat belum melakukan manuver selama serangan darat IOF terhadap kelompok pejuang Hamas.
 
Hagari mengatakan penyelamatan telah dilakukan selama berminggu-minggu dengan intelijen berkualitas dan perencanaan operasional yang kompleks.
 
“Informasi intelijen untuk operasi ini sangat rumit diperoleh,” jelasnya.
 
Ia juga mengatakan para sandera ditahan di rumah keluarga yang berafiliasi dengan Hamas. (Theresia Vania Somawidjaja)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan