IRGC merupakan cabang kuat militer Iran yang memiliki hubungan dekat dengan Pemimpin Tertinggi Negeri Mullah.
Bennett menyoroti adanya celah antara tuntutan AS dan Iran saat berbicara di hadapan perwakilan organisasi Yahudi AS di Yerusalem.
“Iran menuntut untuk menghilangkan IRGC dari daftar. Apakah Anda mengerti? Mereka sekarang meminta organisasi teror terbesar di dunia dibiarkan,” kata Bennett, dilansir dari AFP, Senin, 21 Februari 2022.
Ia mengatakan bahwa sejauh ini AS menolak sejumlah permintaan Iran, yang terbaru adalah permintaan diakhirinya penyelidikan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) terhadap potensi dimensi militer dari program nuklir Iran. Namun, ia tidak mengatakan apakah pemerintah Biden akan membalikkan keputusan Trump untuk memasukkan IRGC ke daftar hitam teroris pada 2019.
Selain itu, Bennett menyebut perjanjian nuklir yang sebelumnya disepakati tahun 2015 mengizinkan Iran menyimpan sentrifugal canggihnya di dalam penyimpanan dalam negara, bukan menghancurkannya. Di sisi lain, perwakilan Israel itu juga mengeklaim Iran menyembunyikan bahan-bahan terkait senjata nuklir.
Bennett sendiri tidak setuju AS kembali menyetujui perjanjian nuklir Iran. Meski begitu, pihaknya tidak akan berargumen menyalahkan AS.
“Meski memiliki perbedaan pendapat pada perjanjian ini, hubungan kami dengan Presiden Biden dan pemerintahannya akan tetap dekat dan kuat,” ujar Bennett.
Israel, menurut Bennett, tidak akan mengakui Iran sebagai nuclear threshold state dan akan tetap mempertahankan kebebasan untuk melakukan pembelaan diri dari Iran.
Iran dan AS sama-sama mengatakan bahwa kesepakatan dapat tercapai dalam hitungan hari, namun menyalahkan satu sama lain karena tidak dapat menemukan titik temu dari sejumlah tuntutan kedua belah pihak. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News