Dubes Abdul Aziz Ahmad saat lakukan pertemuan dengan Gubernur Riyadh, Faisal bin Bandar bin Abdul Aziz Al Saud. Foto: KBRI Riyadh
Dubes Abdul Aziz Ahmad saat lakukan pertemuan dengan Gubernur Riyadh, Faisal bin Bandar bin Abdul Aziz Al Saud. Foto: KBRI Riyadh

Indonesia Gencarkan Promosi Produk Potensial di Arab Saudi

Fajar Nugraha • 15 Februari 2022 18:09
Riyadh: Selama periode Januari-November 2021, total perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi berhasil menembus angka USD4,8 miliar. Nilai ini meningkat sebesar 36,2 persen (USD1,27 miliar) dibandingkan periode yang sama pada 2020.
 
Nilai perdagangan tersebut hampir sepenuhnya berasal dari ekspor komoditas non-migas sebesar USD1,38 miliar atau meningkat sebesar 16,1 persen atau USD192,2 juta. Di sisi lain, Indonesia masih tetap mengimpor migas dari Arab Saudi senilai USD3,41 miliar atau meningkat sebesar 46,5 persen atau USD1,08 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
 
Saat ini, ekspor non-migas Indonesia ke Arab Saudi masih didominasi oleh sepuluh produk utama yaitu kendaraan roda empat, disusul Palm oil, kayu lapis, ikan olahan, saus dan olahannya, arang kayu, kertas/karton, ban dari karet, kain tenun dan Kopra/Palm Kernel Oil. Produk-produk utama tersebut menyumbang lebih dari 70 persen dari total ekspor non-migas Indonesia ke Arab Saudi.

“Ekspor produk mobil penumpang dengan pangsa lebih dari sepertiga ekspor non-migas Indonesia ke Arab Saudi dengan tren ekspor selama periode 2016 sampai dengan November 2021 menunjukkan peningkatan sebesar 2,12 persen,” ujar Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Dr. Abdul Aziz Ahmad, seperti dikutip dari pernyataan KBRI Riyadh yang diterima Medcom.id, Selasa 15 Februari 2022.
 
Produk Utama lainnya yang mengalami tren pertumbuhan positif yaitu minyak sawit (13,94 persen), Ikan Olahan (0,54 persen), Saus dan Olahannya (6,22 persen) serta arang kayu (8,29 persen).
 
“Memang ada beberapa produk kita yang mengalami pertumbuhan negatif seperti kayu lapis dan kertas/karton. Tapi kami memandang hal ini disebabkan oleh dampak pandemi covid-19 yang terjadi di dunia, termasuk juga di Arab Saudi, yang mengalami penurunan demand bahan baku kayu lapis untuk beragam industrinya seperti furniture, desain interior, dan infrastruktur konstruksi. Industri-industri tersebut seperti kita ketahui bersama, merupakan konsumen pasar kayu lapis terbesar di dunia”, ungkap Dubes Abdul Aziz.
 
Dubes Aziz menegaskan dirinya dan seluruh jajaran KBRI Riyadh yang membidangi urusan ekonomi dan perdagangan akan terus mencari peluang pasar di Arab Saudi yang potensial untuk peningkatan volume ekspor Indonesia.
 
“Produk biji kopi, ikan, kertas, beras, rempah-rempah dan furniture masih sangat berpotensi untuk ditingkatkan volumenya. Saya akan lebih gencarkan promosi produk potensial Indonesia dan akan terus melakukan pendekatan ke setiap pengusaha demi memasarkan produk-produk Indonesia di Arab Saudi,” pungkas Dubes Abdul Aziz.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan