Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat melabeli peluncuran belasan rudal balistik itu sebagai sebuah "serangan keterlaluan."
"Tidak ada warga Amerika yang terluka, dan juga tidak ada kerusakan di semua fasilitas pemerintah AS di Erbil," ucapnya, dikutip dari laman France 24.
Televisi nasional Irak mengutip pasukan antiterorisme Kurdistan mengatakan bahwa 12 rudal balistik dari luar Irak telah menghantam Erbil. Tidak disebutkan di titik mana saja 12 rudal itu mendarat.
Pasukan AS yang disiagakan di bandara internasional Erbil pernah menerima serangan roket dan pesawat nirawak (drone). Washington biasanya menuding serangan tersebut dilakukan grup milisi Irak terafiliasi Iran.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, serangan semacam itu sudah tidak pernah terjadi lagi.
Terakhir kalinya rudal balistik diarahkan ke pasukan AS di Irak terjadi pada Januari 2020. Peluncuran rudal itu dilakukan atas pembalasan dendam Iran atas kematian komandan militer Qassem Soleimani di bandara Baghdad.
Tidak ada personel AS yang tewas dalam serangan di tahun 2020, namun banyak dari mereka mengalami cedera di bagian kepala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News