"Kerajaan Arab Saudi menolak setiap upaya untuk menghubungkan Islam dengan terorisme dan mengutuk kartun ofensif Nabi Muhammad," kata sumber resmi Kementerian Luar Negeri Arab Saudi yang dikutip Saudi Press Agency (SPA).
"Semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, damai sejahtera atas mereka," lanjut sumber itu, dilansir dari Al Arabiya, Rabu, 28 Oktober 2020.
Arab Saudi mengutuk semua serangan teroris dan mereka yang bertanggung jawab atasnya. Mereka juga menolak semua praktik dan tindakan yang memicu kebencian dan kekerasan.
"Kebebasan berekspresi dan budaya harus menjadi mercusuar untuk menghormati, toleransi," imbuh mereka.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya kontroversi setelah pembunuhan seorang guru di Prancis. Guru yang bernama Samuel Paty ini memperlihatkan kartun Nabi Muhammad selama di kelas kebebasan berbicara.
Ia kemudian dibunuh oleh siswanya dengan cara dipenggal.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyebut pembunuhan itu sebagai serangan teroris Islam. Ia mengatakan Prancis tidak akan menyerah akan kebebasan berpendapat lewat kartun itu.
Sebagai tanggapan beberapa negara Arab, termasuk Kuwait dan Yordania serta Turki mendesak warganya untuk memboikot produk Prancis atas pernyataan Macron tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News