Pangeran Yordania Hamzah bin Hussein pada 9 September 2015. (KHALIL MAZRAAWI / AFP)
Pangeran Yordania Hamzah bin Hussein pada 9 September 2015. (KHALIL MAZRAAWI / AFP)

Pangeran Yordania Mengaku Dijadikan Tahanan Rumah

Willy Haryono • 04 April 2021 09:25
Amman: Mantan putra mahkota Yordania mengaku telah dijadikan tahanan rumah sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam membungkam suara kritik. Dalam sebuah video yang diserahkan kepada media BBC oleh pengacaranya, Pangeran Hamzah bin Hussein, adik dari Raja Abdullah II, menuduh kepemimpinan Yordania korup dan tidak kompeten.
 
Pengakuan Pangeran Hamzah via video muncul di tengah rangkaian penahanan terhadap sejumlah pejabat tinggi Yordania. Pengakuan juga muncul usai Kepala Staf Gabungan Yordania Mayor Jenderal Yousef Huneiti membantah klaim mengenai penahanan Pangeran Hamza bin Al-Hussein.
 
Baca:  Yordania Tahan Sejumlah Pejabat Tinggi atas Alasan Keamanan

Langkah penahanan dilakukan usai Pangeran Hamzah mengunjungi pemimpin sejumlah suku di Yordania. Sejauh ini, ia membantah tuduhan berusaha menggoyang stabilitas Yordania atau ikut serta dalam konspirasi apapun.
 
"Saya telah dikunjungi kepala staf gabungan angkatan bersenjata Yordania pagi ini. Ia menginformasikan bahwa saya tidak boleh keluar dan berkomunikasi atau bertemu dengan sejumlah orang," ucap Pangeran Hamzah dalam video yang direkam pada Sabtu, 3 April.
 
"Ini karena sejumlah pertemuan yang saya hadiri telah mendapat kritik dari pemerintah atau raja," sambungnya, dalam keterangan di situs BBC pada Minggu, 4 April 2021.
 
Pangeran Hamzah mengatakan dirinya tidak dituduh melayangkan langsung kritik tersebut.
 
Ia menegaskan bahwa dirinya bukan sosok yang memicu terjadinya perpecahan atau praktik korupsi di pemerintahan. Menurutnya, kekacauan internal di tubuh pemerintahan Yordania sudah berlangsung selama 15 hingga 20 tahun terakhir.
 
"Dan saya juga tidak bertanggung jawab atas minimnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi-institusi negara," ungkap Pangeran Hamzah.
 
"Situasi saat ini sudah mencapai titik di mana semua orang tidak bisa berbicara atau mengekspresikan opini tanpa mendapat gangguan, penahanan, atau ancaman," pungkasnya.
 
Selama ini, penahanan terhadap sejumlah pejabat tinggi negara di Yordania merupakan sesuatu yang jarang terjadi. Namun langkah penahanan yang dilakukan Yordania ini telah mendapat dukungan dari para negara mitra, termasuk Amerika Serikat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan