Juru bicara AEOI, Behrouz Kamalvandi, menuturkan bahwa kebakaran dan ledakan di situs nuklir utama Iran itu menyebabkan melambatnya produksi centrifuge. Hal tersebut tentu berimbas pada produksi uranium.
Centrifuge merupakan salah satu komponen krusial dalam pengayaan uranium, bahan kimia yang dapat dijadikan bahan bakar atau senjata nuklir.
"Tidak ada korban (akibat ledakan), namun kerusakannya signifikan. Dalam jangka menengah, kecelakaan ini dapat memperlambat pengembangan dan produksi kami," kata Kamalvandi, dilansir dari AFP, Senin 6 Juli 2020.
Meski demikian, kata Kamalvandi, pihaknya akan berusaha meminimalisasi perlambatan pengayaan uranium. Ia berharap situs tersebut dapat memiliki kapasitas yang lebih besar dari sebelumnya.
Kebakaran di Natanz pada Kamis 2 Juli lalu disebut Iran terjadi di area perakitan alat centrifuge. Peristiwa di Natanz terjadi enam hari usai ledakan di dekat kompleks militer Parchin.
Otoritas Iran mengatakan ledakan di Parchin diakibatkan "kebocoran tanki gas," namun sejumlah foto udara memperlihatkan kejadian itu berlangsung di dekat fasilitas produksi misil.
Parchin, berada dekat Teheran, adalah tempat yang dicurigai negara-negara Barat sebagai lokasi uji coba terkait hulu ledak nuklir Iran di masa lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News