Api berkobar di dekat sebuah penjara di Port-au-Prince, Haiti, 3 Maret 2024. (Luckenson JEAN / AFPTV / AFP)
Api berkobar di dekat sebuah penjara di Port-au-Prince, Haiti, 3 Maret 2024. (Luckenson JEAN / AFPTV / AFP)

Ribuan Tahanan Melarikan Diri, Haiti Umumkan Keadaan Darurat

Marcheilla Ariesta • 04 Maret 2024 17:11
Port-au-Prince: Pemerintah Haiti mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam usai kekerasan yang dilakukan geng bersenjata api pada akhir pekan kemarin. Ribuan tahanan melarikan diri setelah terjadinya serangan geng bersenjata di dua penjara besar di Haiti.
 
Keadaan darurat yang berlaku selama 72 jam ini segera diberlakukan ketika pemerintah menyatakan akan berupaya mencari para pembunuh, penculik, dan penjahat kejam lainnya yang telah kabur.
 
Jam malam akan diberlakukan mulai pukul 18.00 hingga 05.00.

"Polisi diperintahkan untuk menggunakan semua cara hukum yang mereka miliki untuk menegakkan jam malam dan menangkap semua pelanggar,” kata pernyataan Menteri Keuangan Patrick Boisvert. Ia menjadi perdana menteri sementara Ariel Henry berada di luar negeri.
 
Pasukan keamanan didukung negara-negara tetangganya untuk menstabilkan negara dalam konfliknya dengan kelompok kejahatan yang semakin kuat. Geng yang dipimpin oleh Jimmy Cherizier, mantan petugas polisi yang dikenal sebagai Barbecue, berusaha memaksa Henry turun dari kekuasaan.
 
Pierre Esperance dari Jaringan Nasional untuk Pertahanan Hak Asasi Manusia mengatakan hanya sekitar 100 dari perkiraan 3.800 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Nasional yang masih berada di dalam setelah penyerangan pada Sabtu malam.
 
“Kami menghitung banyak jenazah tahanan,” tambahnya.
 
Baca juga:  Geng Bersenjata Serbu Penjara Utama Haiti, Ratusan Narapidana Kabur

Kekerasan di Haiti

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Haiti mengatakan polisi berusaha menghalau serangan geng terhadap penjara itu dan fasilitas lain yang disebut Croix des Bouquets. Esperance mengatakan belum jelas berapa banyak narapidana yang melarikan diri dari penjara kedua, yang menurutnya menampung 1.450 narapidana.
 
Pemerintah mengatakan serangan itu menyebabkan “beberapa orang terluka” di antara staf penjara dan narapidana.
 
Dalam sebuah pernyataan, mereka berterima kasih kepada “penduduk atas ketenangan mereka, meskipun dalam masa-masa yang sangat sulit ini”.
 
Kekerasan di Haiti meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah seruan Cherizier agar kelompok kriminal bersatu dan menggulingkan Henry. Cherizier memimpin aliansi geng dan menghadapi sanksi dari PBB dan Amerika Serikat.
 
Pihak berwenang memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan “terus mendukung Kepolisian Nasional yang akan melakukan segala kemungkinan untuk melacak tahanan yang melarikan diri dan menangkap mereka yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut”, bunyi pernyataan itu.
 
Keberadaan perdana menteri masih belum jelas pada hari Minggu. Henry dijadwalkan kembali dari kunjungan ke Kenya di mana dia menandatangani perjanjian keamanan untuk mengatasi kekerasan geng.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan