Bout, kota dengan total populasi 100 ribu orang, merupakan salah satu yang terkena dampak terparah banjir dalam sepekan terakhir. Sedikitnya 1.200 rumah di kota tersebut rusak diterjang banjir.
Di kota tetangga Bout, Wed Abuk, lebih dari 120 rumah juga hancur diterjang banjir.
Rekaman video di media sosial Sudan memperlihatkan air banjir menggenangi berbagai ruas jalan dan menyapu banyak rumah serta barang-barang berharga. Lahan pertanian di area terdampak bencana juga terlihat tergenang.
Sebagian besar warga di provinsi Blue Nile adalah mereka yang mengandalkan kehidupan dari pertanian. "Banyak keluarga terpaksa di area terbuka karena rumah mereka rusak," kata seorang warga bernama Musab Sharif, dilansir dari laman Voice of America, Minggu 2 Agustus 2020.
Hujan deras juga memicu jebolnya bendungan Bout Dam, yang berimbas pada sedikitnya 600 keluarga. "Air banjir mengepung mereka. Sejauh ini petugas kesulitan mencapai mereka karena wilayahnya tergenang banjir dari tiga arah," ujar Nusaiba Farouk Kalol, salah seorang pejabat lokal.
Di ibu kota Khartoum, Menteri Dalam Negeri Letnan Jenderal al-Tarifi Idris mengatakan, banjir yang dipicu hujan deras menggenangi sekitar 1.000 rumah. Untuk level nasional, banjir di Sudan kali ini telah menghancurkan atau merusak sedikitnya 2.380 rumah.
"Puluhan sekolah dan masjid beserta 78 pertokoan juga rusak diterjang banjir," kata Idris.
Ia menambahkan, empat dari lima korban dalam musibah banjir ini tewas akibat tertimpa reruntuhan rumah, sementara yang kelima karena tenggelam.
Tahun lalu, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), banjir menewaskan total 78 orang di 16 dari 18 provinsi di Sudan antara bulan Juli dan Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News