Israel, yang dituding telah membunuh sejumlah ilmuwan nuklir Iran dalam satu dekade terakhir, berulang kali menolak berkomentar mengenai kematian Fakhrizadeh.
"Memicu ketidakstabilan dan perang di hari-hari terakhir pemerintahan Trump adalah tujuan utama dari pembunuhan (terhadap Fakhrizadeh) yang dilakukan rezim Zionis," kata Rouhani dalam sebuah konferensi pers, dilansir dari laman The Times of Israel pada Senin, 14 Desember 2020.
Rouhani bertekad membalas kematian Fakhrizadeh, namun menegaskan Iran tidak akan membiarkan Israel memutuskan "tempat dan waktunya." Ia juga menegaskan bahwa Iran tidak akan membiarkan terjadinya ketidakstabilan di kawasan.
Baca: Pelaku Pembunuhan Fakhrizadeh Sudah Ditangkap
Fakhrizadeh adalah pemimpin dari program nuklir Iran, yang dituding Israel dan Barat sebagai upaya Teheran dalam membangun senjata. Namun Iran berulang kali menegaskan program nuklirnya dijalankan untuk tujuan damai.
Terkait tewasnya Fakhrizadeh, pejabat keamanan Iran Ali Shamkhani menuduh Israel telah menggunakan "peralatan elektronik" dari jarak jauh untuk membunuh sang ilmuwan.
Pada 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Fakhrizadeh sebagai direktur dari proyek senjata nuklir Iran. "Ingatlah nama itu, Fakhrizadeh," ujar Netanyahu, usai Israel mengklaim telah melihat sejumlah arsip terkait program nuklir Iran dari sebuah gudang di Teheran.
Selain kepala program nuklir, Fakhrizadeh juga merupakan seorang petinggi Korps Garda Revolusioner Islamic Iran (IRGC), sebuah kelompok yang dinyatakan AS sebagai organisasi teroris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News