Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memberikan kata-kata pujian dan penghormatan dalam prosesi pemakaman kenegaraan untuk Desmond Tutu di Cape Town, 1 Januari 2022. (Nic BOTHMA / POOL / AFP)
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memberikan kata-kata pujian dan penghormatan dalam prosesi pemakaman kenegaraan untuk Desmond Tutu di Cape Town, 1 Januari 2022. (Nic BOTHMA / POOL / AFP)

Salam Perpisahan Terakhir untuk Ikon Anti-Apartheid Desmond Tutu

Willy Haryono • 02 Januari 2022 10:25
Cape Town: Pemakaman kenegaraan untuk ikon anti-apartheid Afrika Selatan Desmond Tutu telah berlangsung di Cape Town, Afsel pada Sabtu, 1 Januari 2022. Prosesi pemakaman di dalam gereja Katedral St George hanya dihadiri 100 orang terkait dengan aturan pengendalian Covid-19.
 
Desmond Tutu meninggal dunia di usia 90 tahun pada 26 Desember lalu, setelah bertahun-tahun berjuang melawan kanker prostat.
 
Baca:  Ikon Anti-Apartheid Afrika Selatan Desmond Tutu Meninggal Dunia

Peraih Hadiah Nobel Perdamaian di tahun 1984, Desmond Tutu pernah mengungkapkan keinginan agar jasadnya ditaruh di dalam peti mati termurah dan paling sederhana. Ia juga berpesan agar uang yang dialokasikan untuk karangan bunga sebaiknya didonasikan kepada mereka yang membutuhkan.
 
The South African Broadcasting Corporation, media yang menyiarkan pemakaman kenegaraan di Cape Town, memperlihatkan istri Desmond Tutu, Leah Tutu, yang duduk di kursi roda. Sepanjang prosesi pemakaman, ia mendengarkan kata-kata pujian yang ditujukan untuk sang suami tercinta.
 
Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, menyampaikan salam penghormatan via televisi. Ia mengaku telah menerima pesan banyak orang dari seluruh dunia, yang mengatakan bahwa saat mereka berada dalam kegelapan, Desmond Tutu membawa cahaya.
 
"Beliau selalu berbicara dengan kuat, selalu memberikan cahaya. Banyak peraih Nobel Perdamaian yang cahayanya meredup seiring berjalannya waktu, namun cahaya beliau justru semakin terang," ungkap Welby, dilansir dari VOA.
 
Presiden Afsel Cyril Ramaphosa turut memberikan kata-kata pujian dan penghormatan kepada Desmond Tutu. Ia mengatakan bahwa selain menentang apartheid di Afsel, Desmond Tutu juga menyuarakan dukungan untuk kelompok-kelompok tertindas dan terpinggirkan, seperti masyarakat Palestina dan komunitas LGBT.
 
"Salah satu perjuangan yang jarang kita ketahui adalah, beliau bersama-sama Yang Mulia Mable dari Organje, berjuang menentang pernikahan anak di seluruh dunia," sebut Ramaphosa.
 
"Saya mengetahui bahwa beliau telah mengunjungi desa-desa di Ethiopia, India dan Zambia untuk lebih memahami situasi di lapangan, di mana anak-anak perempuan dipaksa menikah. Stamina dan komitmen beliau begitu luar biasa," lanjutnya.
 
Ramaphosa menyebut Desmond tutu sebagai bapak spiritual Afrika Selatan. Ia mengatakan bahwa Desmond Tutu, bersama presiden demokratik pertama Afsel Nelson Mandela, selalu menyuarakan harapan dan pengampunan.
 
Jenazah Desmond Tutu telah dikremasi dalam sebuah seremoni privat, dan abunya akan ditaruh di Katedran Anglican St George. Ia meninggalkan istri berusia 66 tahun, empat anak, dan sembilan cucu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan