Hampir 200 orang berlindung di hotel Amarula Palma selama berlangsungnya serangan. Kabar tersebut disampaikan tiga diplomat dan sebuah organisasi yang juga sedang berlindung di hotel tersebut.
Sekitar 80 orang telah dievakuasi dari hotel dengan menggunakan truk-truk militer pada Jumat kemarin. Namun menurut keterangan sebuah firma keamanan, beberapa truk tersebut disergap militan dalam perjalanan keluar dari kota Palma.
Dilansir dari laman DW pada Minggu, 28 Maret 2021, hingga saat ini belum diketahui pasti ada berapa orang tersisa di dalam hotel. Informasi seputar sepak terjang militan ini sulit didapat karena sebagian besar komunikasi dengan Palma terputus.
Serangan militan di Palma dimulai sejak Rabu kemarin, beberapa jam usai perusahaan energi Total berencana melanjutkan proyek senilai USD20 miliar di Mozambik. Proyek tersebut sempat terhenti pada Januari lalu karena alasan keamanan.
Human Rights Watch (HRW) mengatakan, sejumlah saksi mata mengaku telah melihat "beberapa jasad tergeletak di jasad" dan adanya "sejumlah militan yang melepaskan tembakan secara acak."
Sejauh ini belum ada grup yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di kota Palma.
Namun beberapa serangan terbaru di Mozambik diklaim oleh Islamic State Central Afrika Province (ISCAP), sebuah grup terafiliasi Islamic State (ISIS).
Baca: AS Tetapkan ISIS di Kongo dan Mozambik ke Daftar Teroris
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News