Halevi membuat pernyataan yang disiarkan televisi pada malam hari saat melakukan penilaian situasi dengan pejabat militer dari dalam Kompleks Medis Al-Shifa.
Tentara Israel mempertahankan serangan gencarnya yang tiada henti terhadap daerah yang diblokade tersebut. “Ini (serangan brutal yang sedang berlangsung di Gaza) sangat penting untuk menekan Hamas, juga sangat penting untuk menekan negosiasi,” klaim Halevi, seperti dikutip dari TRT World pada Kamis, 21 Maret 2024.
Sebelumnya, pada hari Rabu, puluhan warga Palestina tewas dan terluka dalam penembakan intensif tentara Israel di dekat Kompleks Medis Al Shifa di barat Kota Gaza, saat mereka berbuka puasa pada hari ke 10 di bulan suci Ramadan.
Pengeboman artileri mengakibatkan kebakaran yang meluas di daerah tersebut. Hal ini menewaskan dan melukai puluhan warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak. Insiden ini juga memaksa ratusan orang untuk mengungsi ke lingkungan timur Kota Gaza seperti Tuffah, Zeitoun, Shejaiya, dan Sabra.
Tentara Israel mengklaim telah membunuh sekitar 90 pria bersenjata dan menangkap 160 orang dalam serangan di rumah sakit Al Shifa. Namun, tuduhan ini dibantah oleh kelompok perlawanan Hamas.
Ismail Al-Thawabta, direktur kantor media Gaza, mengatakan semua korban tewas adalah pasien yang terluka dan pengungsi di dalam rumah sakit.
“Tentara pendudukan Israel melakukan kebohongan dan penipuan dalam menyebarkan narasinya sebagai bagian dari pembenaran kejahatan mereka yang terus menerus dan melanggar hukum, yang melanggar hukum internasional, hukum kemanusiaan internasional,” ujarnya.
Israel menghadapi kritik keras pada November lalu ketika tentara pertama kali menggerebek rumah sakit Al Shifa.
“Apa yang terjadi di Rumah Sakit Al Shifa adalah kejahatan perang dan merupakan bagian dari perang genosida yang dilakukan oleh pendudukan Israel,” kata pejabat senior Hamas Basem Naim, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri kesehatan.
Sementara itu negosiasi antara Israel dan Hamas berlanjut di Doha, melalui mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Negosiasi ini dilakukan untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera, di tengah serangan dahsyat Israel terhadap Gaza yang terkepung yang berlangsung selama enam bulan.
Sejak Senin pagi, pasukan tentara Israel terus menggerebek kompleks medis Al Shifa, meskipun terdapat ribuan pasien, terluka, dan pengungsi di dalamnya, bahkan menewaskan puluhan orang dan menahan ratusan warga Palestina.
Ini adalah kedua kalinya pasukan Israel menyerbu kompleks tersebut sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023. Mereka menggerebeknya pada 16 November tahun lalu setelah mengepungnya selama seminggu dan kemudian mundur setelah delapan hari, menghancurkan halamannya. bagian bangunannya, dan peralatan kesehatan, serta pembangkit listrik.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Gaza yang terkepung sejak serangan lintas batas tanggal 7 Oktober yang dipimpin oleh Hamas.
Israel telah membunuh sedikitnya 32.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak di Gaza, dan lebih dari 74.000 orang terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara setidaknya 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida, dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News