Asap dari serangan Israel di Beirut, Lebanon, 27 September 2024. (AFP)
Asap dari serangan Israel di Beirut, Lebanon, 27 September 2024. (AFP)

Fakta-Fakta Israel Mulai Serang Jantung Beirut, Ibu Kota Lebanon

M Rodhi Aulia • 30 September 2024 13:08
Jakarta: Serangan terbaru dari militer Israel telah mengguncang Beirut, ibu kota Lebanon, pada Senin, 30 September 2024. Ini menjadi kali pertama Israel melancarkan serangan langsung ke jantung kota Beirut sejak konflik dengan Hizbullah meningkat.
 
Serangan udara ini tidak hanya menewaskan warga sipil, tetapi juga para pemimpin militan, memperburuk situasi keamanan di wilayah tersebut.
 

Pertama Kali Serang Jantung Kota Beirut

Serangan ini menandai pertama kalinya militer Israel menyerang jantung Beirut, yang selama ini relatif terhindar dari serangan meskipun Lebanon bagian selatan kerap menjadi target operasi Israel. 
 
Serangan udara pada Senin menghantam sebuah gedung apartemen di distrik Kola, wilayah Sunni di dekat jalan yang menghubungkan pusat kota dengan bandara Beirut. Asap tebal terlihat mengepul dari bangunan yang terkena serangan, memicu kepanikan warga setempat.

Baca juga: Hizbullah Kehilangan Pemimpin, Siapa Pengganti Hassan Nasrallah?
 
"Akan terus menyerang dengan kuat, menghancurkan dan melemahkan kemampuan militer Hizbullah dan infrastruktur di Lebanon," demikian pernyataan militer Israel yang disampaikan melalui Telegram setelah serangan tersebut.
 

Objek yang Rusak dan Korban Jiwa

Serangan udara itu menghancurkan sebagian lantai atas gedung apartemen, mengakibatkan sedikitnya empat orang tewas. Menurut saksi mata, bangunan yang terkena serangan hampir rata dengan tanah. Serangan tersebut juga menewaskan tiga pemimpin militan Palestina yang berafiliasi dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP). 
 
Ketiga pemimpin PFLP yang tewas itu adalah Mohammad Abdel-Aal, kepala keamanan militer kelompok tersebut, serta Imad Odeh dan Abdelrahman Abdel-Aal, komandan militer PFLP.
 
"Serangan itu menargetkan apartemen milik Jamaa Islamiya," ujar sumber keamanan Lebanon kepada AFP, merujuk pada kelompok Islamis di Lebanon.
 

Sejarah Serangan Israel di Lebanon

Meskipun Israel telah lama terlibat konflik lintas perbatasan dengan Hizbullah, sebagian besar serangan mereka sebelumnya terbatas pada wilayah Lebanon selatan, basis utama operasi Hizbullah. 
 
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Israel tampaknya mengalihkan fokusnya dari Jalur Gaza ke Lebanon, dengan intensitas serangan yang semakin meningkat, terutama setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada Jumat, 27 September 2024.
 
Serangan ini merupakan bagian dari upaya Israel untuk melemahkan pengaruh sekutu Iran di kawasan tersebut, di tengah konflik yang terus meluas.
 

Alih Fokus dari Gaza ke Lebanon

Israel, yang sebelumnya terlibat dalam pertempuran sengit di Jalur Gaza, kini mulai memfokuskan serangannya ke Lebanon, terutama wilayah-wilayah yang dianggap sebagai basis Hizbullah dan sekutu-sekutunya. 
 
Setelah tewasnya Hassan Nasrallah, serangan Israel semakin intensif di Beirut dan Bekaa, sebuah wilayah di bagian timur Lebanon yang dikenal sebagai tempat penyimpanan senjata Hizbullah.
 
"Kami akan terus menyerang infrastruktur militer Hizbullah di Lebanon," tegas militer Israel, menegaskan tekad mereka untuk menghancurkan kekuatan Hizbullah di wilayah tersebut.
 

Jumlah Korban dan Dampak Kemanusiaan

Menurut laporan Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 orang luka-luka akibat rentetan serangan Israel dalam dua pekan terakhir. Pada Minggu, 29 September 2024 saja, serangan udara Israel di berbagai wilayah Lebanon telah menewaskan 105 orang dan melukai 359 lainnya. Data ini menunjukkan betapa cepatnya eskalasi kekerasan di Lebanon dalam beberapa hari terakhir.
 
Pemerintah Lebanon juga melaporkan bahwa sekitar satu juta orang atau seperlima dari total populasi negara itu telah mengungsi dari rumah mereka akibat serangan ini. Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, menyebutnya sebagai "gerakan pengungsian terbesar" dalam sejarah Lebanon.
 
Serangan ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga menghancurkan infrastruktur penting di ibu kota Lebanon. Gedung-gedung apartemen dan fasilitas publik hancur dalam serangan udara, memperparah kondisi ekonomi dan sosial negara yang sudah terpuruk akibat krisis keuangan dan politik.
 
Serangan ini menambah panjang daftar konflik yang melibatkan Israel di Timur Tengah, yang kini juga memicu reaksi internasional terkait eskalasi kekerasan dan dampaknya terhadap stabilitas kawasan.
 
Kejadian ini semakin menegaskan bagaimana konflik di Timur Tengah tidak hanya melibatkan Gaza dan Israel, tetapi juga menyebar ke negara-negara tetangga, seperti Lebanon, yang kini menjadi titik panas baru dalam ketegangan regional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DHI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan