Pasukan AS dikerahkan di Irak melawan ISIS. Foto: AFP
Pasukan AS dikerahkan di Irak melawan ISIS. Foto: AFP

Pasukan AS Dikerahkan di Irak dalam Misi Mengalahkan ISIS

Medcom • 14 April 2023 17:11
Washington: Juru bicara Pentagon Patrick Ryder mengatakan, personel Amerika Serikat (AS) tengah berada di di wilayah Kurdistan, Irak sebagai bagian dari misi untuk mengalahkan Islamic State (ISIS). Pada minggu lalu, konvoi yang mereka tumpangi menjadi target serangan.
 
Konvoi pemimpin YPG Ferhat Abdi Sahin, yang dijuluki Mazloum Abdi, menjadi sasaran pada 7 April oleh serangan drone di dekat Bandara Internasional Sulaymaniyah. Tiga personel AS berada dalam konvoi tersebut.
 
Komando Sentral Amerika Serikat (CENTCOM) melaporkan tidak ada korban dalam peristiwa itu.

"Pada 7 April, sebuah konvoi, yang diikuti personel AS, ditembak di wilayah Kurdistan Irak di dekat Sulaymaniyah," kata Ryder, dikutip dari Asia Pacific News, Jumat, 14 April 2023.
 
Ryder mengatakan pasukan AS berada di Irak dan Suriah sebagai dukungan untuk "misi mengalahkan ISIS."
 
“Kami mendukung pasukan keamanan Irak sebagai bagian dari misi mengalahkan ISIS. Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki pasukan di Irak. Mereka tidak melakukan operasi tempur. Mereka memberikan nasihat dan bantuan kepada orang Irak. Dan kemudian kami memiliki pasukan di Suriah yang mendukung SDF," tutur Ryder.
 
Pernyataan itu merujuk pada Pasukan Demokratik Suriah, mitra AS dalam perjuangan melawan Daesh/ISIS. Diketahui kelompok teroris YPG berganti nama menjadi SDF.
 
"Kami telah bekerja sama dengan SDF sejak 2014 sebagai bagian dari misi mengalahkan ISIS. Kami memiliki hubungan yang sudah lama dengan mereka. Mereka bukan PKK," ujar Ryder.
 
Kebijakan AS tentang Suriah menjadi salah satu masalah serius antara kedua sekutu NATO tersebut. Sebab, Turki tidak pernah menerima dukungan AS terhadap YPG karena hubungannya dengan PKK, yang telah diakui sebagai organisasi teroris oleh Turki dan AS.
 
Di sisi lain, AS melihat SDF sebagai mitra dalam perjuangan melawan Daesh/ISIS di Suriah. AS tidak mengakui kelompok tersebut sebagai kelompok teroris, meskipun mengakui PKK sebagai kelompok teroris.
 
PKK telah melakukan kampanye bersenjata melawan Turki selama lebih dari 35 tahun dan bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang. (Vania Augustine Dilia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan