Presiden Afghanistan Ashraf Ghani (kanan) menyematkan Bintang Kehormatan Malalai di Kabul, Afghanistan, 1 Maret 2020. (Foto: Kemenlu RI)
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani (kanan) menyematkan Bintang Kehormatan Malalai di Kabul, Afghanistan, 1 Maret 2020. (Foto: Kemenlu RI)

Menlu RI Terima Bintang Kehormatan Malalai dari Afghanistan

Willy Haryono • 01 Maret 2020 21:08
Kabul: Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menganugerahkan Bintang Kehormatan "Malalai" kepada Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Bintang kehormatan diberikan Ghani kepada Menlu Retno yang sedang melakukan Kunjungan Kerja di Kabul, Afghanistan, Minggu 1 Maret 2020.
 
"Sebagai penghargaan atas kerja keras dalam memajukan kerja sama bilateral dan membangun kepercayaan antara Indonesia dan Afghanistan, serta membangun perdamaian di kawasan dan dunia, Saya dengan hormat menganugerahkan Bintang Kehormatan 'Malalai' kepada Menlu Retno Marsudi," sebut Presiden Ashraf Ghani, berdasarkan keterangan tertulis Kemenlu RI.
 
Bintang Penghargaan Malalai merupakan salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Afghanistan kepada tokoh lokal maupun internasional yang telah berkontribusi luar biasa kepada negara.

Nama Malalai sendiri diambil dari nama salah seorang Pahlawan Nasional Wanita Afghanistan, Malalai Ana, yang memimpin perjuangan rakyat Afghanistan melawan penjajahan Inggris di tahun 1880.
 
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk membantu proses perdamaian di Afghanistan, terutama terkait dua aspek, yaitu Dialog Ulama, melalui Konferensi Ulama di Indonesia tahun ini, dan pemberdayaan wanita melalui Jaringan Solidaritas Wanita Afghanistan-Indonesia yang juga baru diresmikan pada hari yang sama. 
 
"Rakyat Indonesia senantiasa akan bersama rakyat Afghanistan untuk perdamaian yang lestari di Afghanistan," tutup Menlu Retno.
 
Sebelumnya pada Sabtu 29 Februari, Menlu Retno menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara Amerika Serikat dan Taliban untuk perdamaian Afghanistan di Doha, Qatar.
 
Dalam isi perjanjian, AS dan mitra NATO sepakat untuk menarik semua pasukan dari Afghanistan dalam kurun waktu 14 bulan. Penarikan akan berjalan mulus jika Taliban juga menegakkan perjanjian damai.
 
Usai penandatanganan, Taliban berencana menggelar dialog langsung dengan Pemerintah Afghanistan. Taliban juga berjanji tidak akan membiarkan al-Qaeda atau grup ekstremis lainnya beroperasi di Afghanistan.
 
Menlu Retno menilai hal terpenting usai penandatanganan perjanjian ini adalah implementasinya dan proses dialog antara Afghanistan dan Taliban serta pihak internal lainnya di negara tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan