Serangan udara Israel yang dilakukan ke wilayah Gaza. Foto: AFP
Serangan udara Israel yang dilakukan ke wilayah Gaza. Foto: AFP

Pejuang Palestina dan Militer Israel Saling Berbalas Serangan Rudal

Fajar Nugraha • 27 Januari 2023 10:39
Gaza: Israel melancarkan serangan udara di Gaza Jumat sebagai tanggapan atas tembakan roket militan dari kantong Palestina. Ini terjadi di saat ketegangan meningkat setelah serangan tentara paling mematikan di Tepi Barat yang diduduki selama bertahun-tahun.
 
Israel mengatakan telah melakukan setidaknya dua putaran serangan yang menargetkan kelompok Hamas, menyusul gelombang peluncuran roket ke Israel selatan.
 
“Tidak ada korban luka yang dilaporkan di kedua sisi dan sebagian besar roket Gaza dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel,” sebut pernyaatn Israel, seperti dikutip AFP, Jumat 27 Januari 2023.

Tidak ada kelompok Palestina di Gaza yang mengaku bertanggung jawab atas roket-roket itu, tetapi Hamas dan Jihad Islam telah berjanji untuk menanggapi serangan Israel hari Kamis di Tepi Barat, yang menewaskan sembilan orang.
 
Seorang warga Palestina lainnya tewas Kamis oleh tembakan Israel dalam kerusuhan Tepi Barat terpisah di dekat Ramallah.
 
Hari paling berdarah di Tepi Barat selama bertahun-tahun meletus selama penggerebekan di kamp pengungsi yang padat di kota utara Jenin. Di mana tembakan terdengar di jalan-jalan dan asap mengepul dari barikade yang terbakar.
 
Baca: Insiden Mematikan, 10 Warga Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel.

Militer mengatakan, pasukan Israel diserang selama "operasi kontraterorisme untuk menangkap pasukan teror Jihad Islam" dan menembak beberapa pejuang musuh.
 
Sejak pencatatannya dimulai pada tahun 2005, PBB tidak pernah mencatat jumlah kematian setinggi itu dalam satu operasi tunggal di Tepi Barat.
 
Kekerasan tersebut mendorong Otoritas Palestina untuk mengumumkan penghentian koordinasi keamanan dengan Israel, sebuah langkah yang dikritik oleh Amerika Serikat.
 
Di antara mereka yang dipastikan tewas di Jenin adalah Majeda Obeid, 61, yang tinggal beberapa meter dari rumah yang menjadi sasaran pasukan Israel.
 
Putrinya, Kefiyat Obeid, mengatakan kepada AFP bahwa ibunya ditembak saat dia mengintip ke luar jendela saat terjadi bentrokan.
 
"Setelah dia selesai berdoa, dia berhenti sejenak untuk melihat dan, ketika dia berdiri, lehernya terkena peluru dan dia jatuh ke dinding dan kemudian ke lantai," kata wanita berusia 26 tahun itu. AFP, saat noda darah meresap ke permadani rumah mereka.

Keadaan panik

Militer Negara Yahudi mengatakan, serangan tersebut menargetkan pejuang Jihad Islam yang diduga berada di balik serangan terhadap tentara dan warga sipil Israel dan, menurut Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant , berencana "melakukan serangan teror di Israel".
 
“Tiga warga Palestina ditembak dalam baku tembak, sementara pasukan Israel menembak dua lainnya melarikan diri dari tempat kejadian,” kata sebuah pernyataan militer.
 
Pasukan Israel juga menembak tersangka keenam di dalam sebuah gedung, dan warga Palestina lainnya terkena tembakan setelah menembaki pasukan, kata tentara.
 
“Tidak ada korban di antara pasukan Israel,” kata militer.
 
Wisam Bakr, Direktur Rumah Sakit Pemerintah Jenin, mengatakan ada "keadaan panik" di bangsal anak, dengan beberapa anak menderita inhalasi gas air mata.
 
Militer Israel mengatakan kepada AFP "aktivitas itu tidak jauh dari rumah sakit, dan ada kemungkinan beberapa gas air mata masuk melalui jendela yang terbuka".
 
Warga Jenin, Umm Youssef Al-Sawalmi, mengatakan rumah-rumah dihantam selama penggerebekan. "Jendela, pintu, dinding, dan bahkan kulkas, semuanya rusak terkena peluru," katanya kepada AFP.
 
Juru Bicara Jihad Islam Tariq Salmi bersumpah bahwa “akan ada perlawanan dan siap untuk konfrontasi berikutnya".
 
Kematian terbaru membuat jumlah warga Palestina yang tewas di Tepi Barat sepanjang tahun ini menjadi 30 orang, termasuk pejuang dan warga sipil, yang sebagian besar ditembak oleh pasukan Israel.
 
Saleh al-Arouri, wakil pemimpin Hamas, yang memerintah Gaza, bersumpah bahwa Israel "akan membayar harga untuk pembantaian Jenin".

Pembantaian Berdarah

Washington Kamis pagi mengumumkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan melakukan perjalanan minggu depan ke Israel dan wilayah Palestina, di mana dia akan mendorong untuk "akhir untuk siklus kekerasan".
 
Sekutu regional AS, Yordania, Qatar, dan Arab Saudi semuanya mengutuk keras serangan Israel yang mematikan itu.
 
Jumlah korban yang meningkat mengikuti tahun paling mematikan di wilayah Palestina yang dicatat oleh PBB.
 
Setidaknya 26 orang Israel dan 200 orang Palestina tewas di seluruh Israel dan wilayah Palestina pada tahun 2022, mayoritas di Tepi Barat, menurut penghitungan AFP dari sumber resmi.
 
Utusan perdamaian PBB Tor Wennesland mengatakan dia "sangat khawatir dan sedih dengan siklus kekerasan yang terus berlanjut di Tepi Barat yang diduduki".
 
Ribuan orang berbondong-bondong ke pemakaman di Jenin, saat kepresidenan Palestina mengumumkan tiga hari berkabung. Ia menuduh bahwa serangan hari Kamis terjadi "di bawah keheningan internasional".
 

 

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan