Sebelumnya, pihak kementerian mengatakan bahwa sistem kesehatan Tunisia "tumbang" akibat pandemi Covid-19. Sejauh ini, Covid-19 telah menewaskan lebih dari 17 ribu orang di Tunisia -- negara dengan total populasi 12 juta jiwa.
Dilansir dari laman Al Arabiya, kantor PM Mechichi secara singkat mengumumkan pemecatan Mehdi tanpa memaparkan alasan di balik langkah tersebut. Menteri Sosial Mohamed Trabelsi ditunjuk menjadi pelaksana tugas menkes untuk sementara waktu.
Mehdi telah membuka stasiun vaksinasi bagi semua warga berusia di atas 18 tahun. Pembukaan tersebut berujung pada kerumunan, dan beberapa di antara warga ada yang terinjak-injak.
Menghindari kekacauan, kemenkes Tunisia membatasi akses vaksinasi hanya bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun.
Pemecatan Mehdi merupakan salah satu indikasi ketidakstabilan pemerintah Tunisia di tengah pandemi Covid-19. Sebelumnya, beberapa menteri Tunisia telah mengundurkan diri atas ketegangan yang terjadi antara parlemen dan kepresidenan.
Hari Minggu kemarin, Tunisia mencatat 2.520 kasus baru Covid-19 dengan 117 kematian. Total kasus Covid-19 di Tunisia saat ini telah melampaui setengah juta.
Juru bicara Kemenkes Tunisia Nissaf Ben Alya mengatakan pada 8 Juli lalu bahwa situasi kesehatan di seantero negeri mengkhawatirkan. Dalam keterangan di sebuah stasiun radio, ia berkata bahwa, "sayangnya, sistem kesehatan kita telah tumbang."
Di sebuah rumah sakit Tunisia, beberapa jasad Covid-19 dibiarkan terbaring di ruangan di samping pasien-pasien lainnya selama 24 jam. Ini terjadi karena rumah sakit tersebut tidak memiliki cukup tenaga kesehatan.
Kemenkes Tunisia mengatakan via laman Facebook bahwa sejumlah rumah sakit lapangan yang dibangun beberapa bulan lalu sudah tidak cukup lagi untuk menangani gelombang pasien Covid-19.
Baca: Mengaku Patuh Protokol Kesehatan, Menlu Tunisia Terinfeksi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News