Kabinet baru pada masa perang, termasuk perdana menteri, Yoav Gallant, menteri pertahanan, dan Benny Gantz, anggota parlemen senior oposisi dan mantan menteri pertahanan, berjanji untuk menghancurkan Hamas.
“Setiap anggota Hamas adalah orang mati,” kata Netanyahu, dalam pidato malamnya bersama Gallant dan Gantz.
“Hamas adalah ISIS, dan kami akan menghancurkan dan melenyapkannya sama seperti dunia menghancurkan dan melenyapkan ISIS,” ujar Netanyahu, seperti dikutip The New York Times, Kamis 12 Oktober 2023.
Baca: Klaim Sepihak Israel, Tuduh Hamas Penggal Kepala Anak-anak. |
Gantz menambahkan, “Israel berada dalam salah satu masa tergelap yang pernah ada.”
Saat para pemimpin menyampaikan front persatuan, Netanyahu juga menyebutkan beberapa tuduhan tanpa bukti yang menurutnya telah dilakukan oleh pejuang Hamas: Anak laki-laki dan perempuan ditemukan tertembak di kepala, orang-orang dibakar hidup-hidup, perempuan diperkosa dan dibunuh, dan tentara telah dipenggal.
Para analis mengatakan, penambahan keahlian militer akan memberi pemerintah legitimasi yang lebih besar untuk mengambil keputusan sulit di masa perang. Termasuk apakah akan menyerang Gaza, atau bahkan Lebanon selatan.
Pengaturan ini dilakukan ketika kehancuran akibat serangan Hamas akhir pekan lalu menjadi jelas: mayat-mayat berserakan di jalanan, orang-orang ditembak mati di halte bus, lubang peluru di tembok pemukiman. Israel mengatakan jumlah korban tewas dalam serangan itu meningkat menjadi 1.200 orang, dan diperkirakan 150 orang diyakini disandera di Gaza.
Ada kekhawatiran yang semakin besar bahwa konflik dapat meluas. Termasuk baku tembak terjadi di sepanjang perbatasan utara Israel dengan Lebanon dan Suriah dalam beberapa hari terakhir, dan pasukan Israel mengatakan bahwa mereka melancarkan serangan balasan ke Lebanon pada Rabu, mengenai sasaran milik Hizbullah, yang selama mendukung kelompok Lebanon yang bersekutu dengan Hamas.
Israel juga telah meningkatkan pembalasannya terhadap Hamas, dengan meluncurkan lebih banyak rudal pada hari Rabu di Jalur Gaza, wilayah pesisir tertutup yang dikuasai oleh kelompok militan tersebut, di mana kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan semakin meningkat.
Serangan udara baru menghantam kru penyelamat yang mencoba menjangkau orang-orang yang terkubur di bawah reruntuhan serangan sebelumnya. Pihak berwenang di Gaza, yang berada di bawah blokade oleh Israel dan Mesir, mengatakan bahwa satu-satunya pembangkit listrik di Gaza telah kehabisan bahan bakar, memaksa rumah sakit bergantung pada generator cadangan dengan pasokan bahan bakar yang terbatas.
Setidaknya 1.127 warga Palestina tewas dan lebih dari 5.300 orang terluka, menurut pejabat kesehatan Gaza, yang mengatakan sebagian besar korban adalah warga non-tempur, termasuk anak-anak.
Biden membabi buta membela
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengadakan pertemuan emosional dengan para pemimpin Yahudi di Washington. Dia menyebut serangan itu “hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak Holocaust.”Sementara pengiriman pertama senjata baru AS tiba di Israel, dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken sedang melakukan perjalanan ke sana. Dia diperkirakan akan bertemu dengan para pejabat senior Israel pada hari Kamis untuk membahas kebutuhan militer dan negosiasi penyanderaan.
Jumlah warga AS yang tewas dalam serangan tersebut telah meningkat menjadi 22 orang, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS pada hari Rabu, dan 17 lainnya masih belum ditemukan. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan hanya sedikit orang Amerika yang hilang yang disandera. Warga negara Amerika termasuk di antara para sandera.
Analisis the New York Times terhadap propaganda Hamas dan citra satelit menunjukkan bagaimana para penyerang mampu melakukan operasi canggih pada Sabtu. Mereka tampaknya telah menghancurkan menara komunikasi di dekat perbatasan Gaza yang merupakan kunci pertahanan Israel.
Israel sendiri tidak banyak bicara mengenai kegagalan spektakuler operasi keamanan dan intelijennya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News