Langkah ini dilakukan beberapa jam setelah Hamas mengumumkan telah menerima proposal gencatan senjata Mesir-Qatar, yang dapat mengakhiri perang tujuh bulan di Gaza, Palestina.
Sementara di Yerusalem, ratusan pengunjuk rasa menyerukan kesepakatan penyanderaan. Mereka berbaris menuju rumah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sambil memegang spanduk bertuliskan “darah ada di tangan Anda.”
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa usulan tersebut “jauh dari tuntutan penting Israel,” namun pihaknya tetap akan mengirimkan perunding untuk melanjutkan pembicaraan mengenai perjanjian gencatan senjata.
Baca: Hamas Sepakat untuk Lakukan Gencatan Senjata di Gaza. |
Laksamana Muda Daniel Hagari berbicara setelah kelompok Hamas mengatakan, mereka menerima proposal gencatan senjata Mesir-Qatar untuk menghentikan perang tujuh bulan dengan Israel.
Para pejabat Israel sedang mempelajari usulan tersebut pada Senin malam dan belum memberikan komentar.
“Kami memeriksa setiap jawaban dan balasan dengan sangat serius,” kata Hagari, seperti dikutip dari The Irish Examiner, Selasa 7 Mei 2024.
“Pada saat yang sama, kami melanjutkan operasi kami di Jalur Gaza dan akan terus melakukannya,” tegas Hagari.
Hagari mengatakan bahwa Israel akan membuka kembali jalur utama bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Gaza sesegera mungkin, tanpa menyebutkan secara pasti kapan waktunya.
Israel menutup penyeberangan Kerem Shalom pada Minggu setelah serangan mortir Hamas di daerah itu menewaskan empat tentara Israel.
Ribuan warga Israel berunjuk rasa di seluruh negeri pada Senin malam menyerukan kesepakatan segera untuk membebaskan sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Di Tel Aviv, sekitar 1.000 pengunjuk rasa berkumpul di dekat markas militer Israel, beberapa di antaranya memblokir jalan raya utama kota hingga larut malam.
Polisi berusaha membersihkan jalan, mengangkat beberapa pengunjuk rasa dari jalan dan memadamkan api yang menyala selama demonstrasi. Petugas lain yang menunggang kuda mengepung kerumunan yang meneriakkan “kesepakatan sekarang!”
Di Yerusalem, ratusan pengunjuk rasa menyerukan kesepakatan penyanderaan. Mereka berbaris menuju rumah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sambil memegang spanduk bertuliskan “darah ada di tangan Anda.”
Ada juga protes yang lebih kecil di kota Haifa, Beersheba dan Raanana. Polisi Israel tidak segera menanggapi permintaan mengenai jumlah orang yang ditangkap.
Di depan rumah Netanyahu berdiri Mai Albini Peri, cucu Haim Peri, seorang sandera di Gaza. Ia memegang papan bertuliskan, “Rafah, jangan mengorbankan kakekku.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News