Di bawah pemerintahan Trump, berbagai kesepakatan yang disetujui Iran dan Amerika berantakan. Bahkan, Washington meninggalkan perjanjian nuklir (JCPOA) dengan Iran yang ditandatangani beberapa negara termasuk AS pada 2015.
Berbagai sanksi ekonomi juga diberikan AS untuk Iran terkait nuklir.
Berbicara dalam pertemuan di televisi, Rouhani melancarkan serangan pada Trump. Ia menuduh taipan AS itu sebagai penghambat Iran untuk menanggapi wabah virus korona (covid-19) dengan memblokir upaya mereka mendapatkan vaksin melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Ia (Trump) adalah seseorang yang melakukan banyak kekejaman, pembunuh, teroris, yang bahkan menghalangi upaya kami terhadap vaksin. Orang ini kehilangan semua prinsip etika dan kemanusiaan," katanya, dilansir dari Russia Today, Rabu, 16 Desember 2020.
Iran menjadi negara yang paling parah terkena dampak di Timur Tengah. Lebih dari 1,1 juta kasus virus korona dikonfirmasi dan diantaranya ada 52.670 kasus kematian.
Jumlah kasus telah meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir. Pasalnya, fasilitas medis Teheran masih berjuang untuk memenuhi permintaan peralatan medis yang diperlukan mendukung pasien dan melindungi petugas kesehatan.
Meski demikian, Rouhani juga tidak memuji Biden. Ia mengatakan negaranya tidak terlalu bersemangan dengan kepemimpinan Biden.
Namun, ia menyatakan kesediaannya bekerja dengan pemerintahan AS yang akan datang untuk memperluas hubungan dengan negara-negara Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News