Angka tersebut mencakup 4,3 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza, menurut Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk wilayah pendudukan Palestina.
Berbicara dalam pengarahan mingguan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui tautan video dari Yerusalem, Peeperkorn mengatakan warga Gaza menghadapi keadaan mengerikan, berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka akan keamanan, makanan, kesehatan dan kehangatan.
Melansir dari CGTN, Sabtu, 3 Februari 2024, wilayah tengah Gaza menyaksikan peningkatan permusuhan, yang semakin melumpuhkan akses terhadap fasilitas kesehatan yang ada, kata dia.
Krisis kemanusiaan ini tidak hanya mencakup masalah kesehatan, kerawanan pangan dan kontaminasi air menciptakan lahan subur bagi penyebaran penyakit menular.
Layanan Kesehatan di Gaza
Perwakilan WHO di Gaza mengutip statistik mengkhawatirkan: tercatat lebih dari 245.000 kasus infeksi pernafasan, 160.000 kasus diare pada anak balita, dan hampir 70.000 kasus kudis dan kutu. Malnutrisi telah menjadi masalah besar, yang diperburuk dengan terbatasnya distribusi makanan di Gaza.Serangan terhadap fasilitas kesehatan juga menjadi sorotan. Peeperkorn melaporkan 342 serangan tercatat mengakibatkan 627 korban jiwa dan 783 luka-luka. Sebanyak 61 petugas kesehatan saat ini ditahan, sehingga semakin memperburuk sistem layanan kesehatan yang sudah rapuh.
Ketika ribuan warga Palestina terus mengungsi dari Khan Younis utara ke Rafah di Gaza selatan, kota yang telah menampung lebih dari setengah total populasi 2,3 juta jiwa, menjadi "penyebab keputusasaan," kata Jens Laerke, juru bicara untuk kantor kemanusiaan PBB.
Baca juga: WHO Batalkan Bantuan Medis ke Gaza karena Kondisi Tidak Aman
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News