Pengeboman terjadi pada Sabtu, 8 Mei, di lingkungan mayoritas Syiah di Dasht-e-Barchi. Beberapa minoritas agama di Afghanistan tinggal di wilayah tersebut, dan pernah menjadi sasaran serangan kelompok Islamic State (ISIS) di masa lalu.
Dilansir dari Gulf News, Minggu, 9 Mei 2021, saksi mata mengatakan, mayoritas korban adalah siswi yang baru pulang sekolah. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menuduh Taliban berada di balik ledakan tersebut.
Ledakan terjadi beberapa kali. Pertama datang dari kendaraan yang berisi bahan peledak, disusul ledakan lainnya.
Baca juga: Korban Tewas Bom di Sekolah Afghanistan Jadi 58 Orang
Serangan itu menargetkan etnis Hazara Afghanistan yang mendominasi wilayah Dasht-e-Barchi barat. Mayoritas etnis Hazara adalah Muslim Syiah.
Penduduk setempat mengatakan ledakan tersebut terdengar begitu kencang. Naser Ragimi, seorang warga, mengaku mendengar tiga ledakan terpisah. Menurutnya, jumlah korban jiwa bisa saja bertambah.
Salah satu siswa yang berhasil selamat dari ledakan mengaku sempat mendengar jeritan teman-temannya. Ia juga melihat ada begitu banyak darah di lokasi kejadian.
"Saya bersama teman sekelas ketika kami meninggalkan sekolah. Tiba-tiba ledakan terjadi," ucap Zahra.
Gadis 15 tahun itu menderita patah lengan karena pecahan peluru. "Sepuluh menit setelah (ledakan pertama), saya mendengar ledakan lagi, dan beberapa menit kemudian ada ledakan lainnya," kata dia.
Ia mengatakan semua orang berteriak dan ada darah dimana-mana. Zahra mengaku tidak bisa melihat apapun dengan jelas dan mengatakan temannya meninggal dalam serangan tersebut.
Serangan terjadi sepekan setelah pasukan Amerika Serikat dan NATO yang tersisa mulai keluar dari Afghanistan. AS berencana menyelesaikan penarikan pasukan pada 11 September, yang akan menandai berakhirnya perang terpanjang di Amerika.
Namun, penarikan pasukan asing menyebabkan gelombang pertempuran antara pasukan keamanan Afghanistan dan kelompok Taliban. Kedua pihak berusaha untuk memegang kendali atas pusat-pusat strategis sebelum proses penarikan pasukan berakhir.
Kelompok militan Taliban membantah terlibat dalam serangan, dan menduga Islamic State (ISIS) sebagai dalang di balik ledakan di Kabul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News