Dilansir dari VOA News, 7 September 2023, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi nasional, pemerintah menambahkan angka itu belum termasuk korban luka-luka. Jumlah korban tewas pun masih bersifat sementara.
Pemberontak menyerang sebuah perahu yang membawa warga sipil melintasi daratan banjir yang memisahkan kota Gao dan Mopti selama musim hujan. Kapal itu dalam perjalanan dari Gao saat diserang.
Oknum penyerang ini juga menyerang kamp militer di Lingkaran Bourem, sebuah subdivisi administratif wilayah Gao di timur laut Mali.
Pemerintah sementara mengumumkan akibatnya sekitar 50 penyerang tewas, setelahnya hari berkabung nasional diumumkan selama tiga hari.
Mali adalah salah satu dari sekian negara Afrika Barat yang memerangi pemberontakan dengan kekerasan terkait Al-Qaeda dan ISIS yang berakar di wilayah utaranya pada 2012.
Militan menguasai beberapa wilayah yang lantas menyebar ke seluruh sahel dan negara-negara pesisir Afrika Barat, meski sudah ada upaya internasional untuk mendukung pasukan lokal. Namun hingga hari ini, ribuan orang telah terbunuh dan lebih dari 6 juta orang mengungsi di wilayah Sahel di selatan Sahara.
Frustasi terhadap meningkatnya krisis keamanan mendorong dua pengambilalihan militer di Mali dan dua di Burkina Faso sejak tahun 2020, empat dari delapan kudeta yang melanda Afrika Barat dan Tengah selama tiga tahun terakhir. (Hillary Sitohang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News