"Tentunya, penghormatan terhadap hukum internasional harus menjadi komitmen semua pihak, agar Kawasan Indo-Pasifik tetap menjadi kawasan damai, stabil, dan sejahtera," tutur Retno dalam jumpa pers virtual, Senin, 28 Maret 2022.
Ia menekankan, penghormatan terhadap hukum internasional juga termasuk dalam penghormatan akan kedaulatan dan integritas wilayah. Hal tersebut, lanjut dia, harus dilakukan secara konsisten.
Retno juga menyampaikan pembentukan kelompok minilateral dan plurilateral dalam forum tersebut. Ia mengatakan, pembentukan kelompok ini sudah terjadi.
"Dalam kaitan ini, Indonesia mengingatkan agar pembentukan kelompok tersebut hendaknya menjadi building block untuk terus menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik," ujarnya.
Baca juga: Menlu Retno: Potensi Indo-Pasifik Terlalu Luas Didominasi Satu Negara Saja
Latar belakang ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) juga dijelaskan Retno dalam forum tersebut. Paling tidak, katanya, terdapat tiga hal yang ingin dicapai ASEAN melalui AOIP.
"Pertama, terus membangun paradigma positif dengan terus mengajak semua pihak mengembangkan budaya dialog dan kolaborasi, budaya win-win cooperation dan bukan zero sum, dan mengubah trust deficit dengan strategic trust," terangnya.
Kedua, katanya, terus mengembangkan kerja sama konkrit. Pasalnya, dengan melakukan kerja sama konkrit dapat dicegah munculnya ketegangan.
Tidak hanya itu, Retno juga menyampaikan prioritas kerja sama yang ditawarkan AOIP, yakni kerja sama maritim, konektivitas, pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), dan perdagangan serta investigasi.
"Dan yang terakhir, mengembangkan arsitektur regional yang inklusif," serunya.
Akhir kata, Retno mengharapkan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran menjadi 'barang publik' yang akan dinikmati masyarakat, terutama di kawasan Indo-Pasifik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News