Dikutip dar The Washington Post, Sabtu, 19 Maret 2022, grup tersebut mengatakan bahwa para imigran merupakan korban kapal tenggelam di lepas pantai Tunisia. Mereka semua diyakini menaiki sebuah kapal untuk melintasi Laut Mediterania menuju pesisir Italia.
Setelah ditemukan, 12 jasad imigran langsung dievakuasi dari Pantai Nabeul menuju kamar mayat sebuah rumah sakit regional. Di sana, tes DNA dilakukan untuk menentukan kewarganegaraan serta usia mereka.
Sejak awal 2022, sejumlah orang dikabarkan tenggelam di lepas pantai Tunisia. Otoritas Tunisia juga mencatat adanya kenaikan jumlah imigran yang berusaha melewati Afrika Utara menuju semenanjung Italia, salah satu titik masuk utama ke Eropa.
Tahun lalu, hampir 1.300 imigran tewas atau menghilang di Laut Mediterania, menurut laporan Organisasi Keimigrasian Internasional atau IOM. Mereka semua diyakini berusaha menyeberangi laut tersebut untuk mencapai benua Eropa.
Pada Juli 2021, sebanyak 43 imigran tewas tenggelam usai perahu mereka karam di lepas pantai Tunisia. Menurut keterangan kelompok Bulan Sabit Merah Tunisia, para imigran bertolak dari pelabuhan Zuwara di Tunisia untuk melintasi Laut Mediterania menuju benua Eropa.
Libya telah menjadi poin transit utama bagi imigran dari banyak negara yang hendak mencapai Eropa via Mediterania. Namun Tunisia juga kini menjadi titik transit utama.
Baca: 43 Imigran Tewas Tenggelam di Perairan Tunisia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News