"Tidak ada tuntutan yang lebih dibenarkan selain permintaan keluarga korban tewas dalam insiden penyanderaan di Kibbutz Be’eri. Keluarga meminta menyelidiki tindakan tentara dan menerima jawaban mengenai kematian orang yang mereka cintai," kata Haaretz dalam tajuknya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Selasa, 9 Januari 2024.
Harian itu menyerukan militer Israel untuk melakukan penyelidikan yang memberikan penjelasan mengenai apakah "Protokol Hannibal," yang menyatakan bahwa warga Israel yang tewas lebih baik daripada tawanan yang ditahan musuh, diterapkan selama serangan terhadap permukiman tersebut.
"Protokol Hannibal" adalah arahan militer yang diterapkan oleh tentara Israel yang mengatur bagaimana unit lapangan merespons ketika seorang tentara ditangkap oleh pasukan musuh.
Protokol itu dirancang di tahun 1986 dan dibatalkan pada 2016 berdasarkan keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Israel saat itu, Gadi Eisenkot. Saat ini ia menjabat sebagai menteri di Dewan Menteri Militer.
Haaretz menyebutkan, penyelidikan dapat membantu memperjelas apakah arahan militer ini benar-benar digunakan atau tidak terhadap sandera Israel yang ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Hamas diyakini menahan setidaknya 136 warga Israel sebagai sandera di wilayah yang terkepung itu setelah serangan 7 Oktober.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 23.084 warga Palestina dan melukai 58.926 lainnya, menurut otoritas kesehatan Gaza. Sementara itu, hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, dan hampir dua juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Baca juga: Tank Israel Masuk ke Gaza, Warga Palestina Eksodus Massal
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id