Pengepungan rumah sakit oleh Israel terjadi setelah beberapa hari terjadi pengeboman di dekatnya yang dilakukan oleh jet tempur dan tank Israel.
Sejak dimulainya pengepungan, orang-orang dilarang masuk atau keluar dan tidak ada listrik, internet, atau air.
Doctors Without Borders (MSF) mengatakan bahwa Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza telah “dihantam beberapa kali, termasuk bagian bersalin dan rawat jalan, yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera”. Namun Israel membantah laporan pengboman rumah sakit.
Baca: Inkubator Rusak Akibat Serangan Israel, Dua Bayi Gaza Meninggal. |
Sementara itu, Dokter Mohammed Obeid, seorang ahli bedah di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, mengatakan bahwa serangan Israel semakin meningkat, dengan pasukan yang menargetkan pasien.
“Tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada makanan, tim kami kelelahan,” kata Obeid, seraya menambahkan bahwa sejak internet dan komunikasi terputus, mereka yang mencoba melarikan diri ke selatan dibom.
Seorang saksi mengatakan kepada wartawan bahwa suara tembakan dan penembakan di sekitar rumah sakit tidak pernah berhenti.
“Ada puluhan jenazah di sekitar kompleks yang tidak dapat dijangkau oleh siapa pun,” kata Obeid, seperti dikutip Al Jazeera, Minggu 12 November 2023.
Sementara itu, Ann Taylor, kepala misi Wilayah Palestina untuk badan amal medis Doctors Without Borders (MSF), menyebut situasi ini “benar-benar bencana”.
14.000 Palestina
Sementara itu, sekitar 14.000 warga Palestina berlindung di Rumah Sakit al-Quds, yang juga dikepung. Penduduk setempat melaporkan bahwa mereka yang berlindung sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.LSM Israel, Dokter untuk Hak Asasi Manusia-Israel, melaporkan bahwa "dua bayi prematur meninggal" akibat Israel memutus aliran listrik ke Gaza sejak 9 Oktober. Mereka memperingatkan bahwa ada “risiko nyata bagi kehidupan 37 bayi prematur lainnya” di bangsal perawatan intensif neonatal.
“Bayi-bayi di Rumah Sakit al-Quds, yang juga dikepung oleh pasukan Israel, mengalami dehidrasi karena kurangnya susu formula,” menurut Bulan Sabit Merah Palestina.
Kantor media pemerintah Palestina mengumumkan pada Sabtu bahwa jumlah korban tewas di Gaza kini telah mencapai 11.100 orang, dengan setidaknya 8.000 di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan pada Sabtu bahwa hanya tujuh dari 18 ambulans mereka yang berfungsi di Gaza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News