Sekolah Kebangsaan digelar KBRI Doha bekerja sama dengan Kemenko Polhukam, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Persatuan Pelajar Indonesia di Qatar (PPIQ), AnakQatar dan Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar. Kegiatan yang mengangkat tema 'merawat nasionalisme dalam tamansari internasionalisme' tersebut diikuti sekitar 40 remaja diaspora Indonesia di Qatar.
"Tema ini kami ambil untuk memberi kesadaran bahwa nasionalisme yang hendak kita tuju adalah nasionalisme yang menghargai nasionalisme bangsa lain. Nasionalisme kita harus tumbuh dan berkembang dalam tamansari internasionalisme," kata Ali Murtado, Ketua Penyelenggara dan Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Doha, dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Selasa, 1 November 2022.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Ridwan Hassan, kembali menekankan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara di kalangan diaspora muda Indonesia di Qatar.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk rasa cinta Tanah Air di kalangan anak-anak," kata Dubes Hassan.
Anak-anak diaspora indonesia di Qatar, besar dan tumbuh dalam keadaan 'setengah' asing. Sebagian besar dari mereka bahkan hanya mampu berbahasa Indonesia secara pasif. "Itu juga alasannya, Sekolah Kebangsaan tahun ini masih diselenggarakan dalam bahasa Inggris," tambah Dubes Hassan.
Putri Handayani, salah satu pembicara dan seorang pendaki gunung (mountaineer) yang saat ini bermukim di Qatar, mengapresiasi berlangsungnya Sekolah Kebangsaan yang dinilai bisa menghadirkan Indonesia dalam berbagai sisi.
"Bahwa mencintai Indonesia tidak perlu dibatasi oleh siapa kita dan dimana kita berada," tuturnya.
Selain Putri, Sekolah Kebangsaan juga menghadirkan Izza Alyssa, remaja Indonesia yang pernah meraih beasiswa bergengsi di Qatar, Sheikha Moza Scholarships. Hadir pula Dr. Anto Mohsin, pengajar di Northwestern University of Qatar.
Baca: Promosi Investasi Qatar di Indonesia: Tantangan, Pengalaman dan Peluang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News