Menurut direktur kampanyenya, dilansir dari laman BBC pada Senin, 22 Maret 2021, Kolelas meninggal di dalam sebuah pesawat medis dalam perjalanan menuju Prancis. Kolelas meninggal akibat terjangkit Covid-19.
Beberapa jam sebelumnya, pria 61 tahun itu muncul dalam sebuah video di media sosial. Di sana terlihat ia melepas masker oksigen dan mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dirinya sedang "berjuang melawan kematian."
Masih dalam video yang sama, Kolelas menyerukan kepada semua warga Kongo untuk menggunakan hak suara mereka dalam pilpres pada Minggu, 21 Maret.
Aturan elektoral Republik Kongo tidak menganulir hasil pemilu walaupun salah satu kandidat meninggal dunia.
Kolelas, politikus yang memiliki penyakit diabetes, adalah satu dari enam capres penantang petahana Sassou Nguesso yang sudah berkuasa sejak 1979. Nguesso sempat lima tahun tidak menjabat posisi presiden usai kalah dalam pemilu 1992.
Sejauh ini, Republik Kongo atau biasa juga disebut Congo-Brazzavile mencatat total lebih dari 9.000 kasus Covid-19 dengan 130 kematian.
Jumat kemarin, Kolelas tidak hadir dalam acara kampanye. Satu hari sebelumnya, ia sempat mengaku takut terkena malaria.
Setelah itu, Kolelas dibawa ke sebuah rumah sakit swasta di ibu kota Brazzavile. Tim dokter kemudian mengonfirmasi bahwa dirinya terinfeksi Covid-19.
Berbicara dengan bahasa Prancis dari rumah sakit, Kolelas berkata: "wahai para kompatriot, saya sedang berada dalam masalah. Saya sedang berjuang melawan kematian. Saya meminta Anda untuk menggunakan hak suara. Saya tidak ingin perjuangan ini berakhir sia-sia."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News