Ia juga menilai bahwa AS nantinya juga akan mengambil langkah tepat kepada Houthi, dengan melabeli kelompok pemberontak di Yaman tersebut sebagai organisasi teroris asing.
"Kita semua tahu persenjataan mereka (Houthi), dan bagian signifikan dari ideologi mereka datang dari Iran. Jadi, mereka sudah jelas adalah organisasi teroris yang didukung kekuatan asing," tutur Pangeran Faisal, dilansir dari laman The National pada Minggu, 22 November 2020.
Tahun lalu, Houthi melancarkan serangkaian serangan terhadap infrastruktur minyak di seantero Teluk, termasuk fasilitas Abqaiq di Arab Saudi.
Pemerintahan AS di bawah petahana Donald Trump telah mengancam akan memasukkan Houthi ke dalam daftar hitam sebagai bagian dari kebijakan "tekanan maksimal" terhadap Iran.
Selama ini, Iran membantah telah memberikan bantuan finansial maupun militer kepada Houthi.
Riyadh berharap Washington di bawah Biden setidaknya akan mempertahankan beberapa kebijakan "tekanan maksimal" kepada Iran.
Sebelumnya, Saudi telah mendorong Biden untuk tidak bergabung kembali dengan perjanjian nuklir Iran 2015 -- Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Saudi memperingatkan bahwa potensi kembalinya AS ke JCPOA dapat dapat mengganggu stabilitas kawasan.
Baca: Arab Saudi Minta Biden Tidak Kembali ke Perjanjian Nuklir Iran
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News