Dalam sebuah wawancara dengan Lusa News Agency, Kamis 16 Juli 2020, Jami menambahkan bahwa perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dapat ditegakkan bahkan tanpa adanya AS. Hal ini dikarenakan pihak-pihak lain belum menarik diri, seperti Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris dan Jerman bersama Uni Eropa.
“Namun, jika AS kembali ke kesepakatan, Iran juga akan siap untuk bekerja sama untuk mengimplementasikannya,” kata Duta Besar Damanpak Jami kepada Lusa News Agency, yang dikutip IRNA, Jumat 17 Juli 2020.
“Iran tidak akan pernah berlutut di hadapan AS,” ucapnya.
Memperhatikan bahwa JCPOA adalah simbol kemenangan negosiasi, Dubes Jami meyakinkan bahwa Iran tidak pernah menutup pintu diplomasi. Menurutnya pemerintahan Presiden Hassan Rouhani percaya pada interaksi konstruktif dengan dunia.
“Masalah ini adalah pilar utama kebijakan luar negeri Iran dan Iran percaya bahwa diperlukan interaksi positif dengan komunitas internasional dan JCPOA membuktikan klaim itu,” imbuh Jami.
Mengingat bahwa tiga negara Eropa belum meninggalkan kesepakatan secara resmi. “Mereka tidak boleh menyerah pada perintah AS dan mempertahankan kedaulatannya,” tegas Dubes Jami.
“Dalam keadaan saat ini, tidak ada ruang untuk pembicaraan dengan pemerintahan Trump yang telah menutup pintu diplomasi ke Iran dan mendorong kebijakan tekanan maksimumnya. Iran mengharapkan IAEA untuk tetap tidak memihak dan menghindari politisasi,” tuturnya.
Pada Desember 2015, direktur jenderal IAEA saat itu merilis sebuah laporan yang menyatakan bahwa tidak ada masalah yang belum terselesaikan tentang kemungkinan dimensi militer dari program nuklir Iran dan kasus ini telah ditutup, katanya.
Dubes Jami menegaskan bahwa anggota IAEA seharusnya tidak mengindahkan tuduhan palsu, mereka harus bertindak berdasarkan dokumen teknis.
Dubes Damanpak Jami mengatakan bahwa sanksi adalah beban ganda pada ekonomi Iran. Terlebih lagi pandemi virus korona telah menambah situasi kritis, karena rakyat Iran berada dalam kondisi yang sulit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News