"Departemen keamanan nasional Mesir mendapat informasi mengenai sekelompok teroris yang berlindung di sebuah rumah di Bir al-Abd," ujar pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Mesir, dilansir dari Middle East Eye, Minggu 3 Mei 2020.
Menurut keterangan Kemendagri Mesir, pasukan keamanan membunuh 18 militan di dalam rumah tersebut setelah sempat terlibat adu tembak. Usai belasan militan itu tewas, pasukan menyita sejumlah senjata dan bahan peledak di lokasi kejadian.
Dua hari sebelumnya, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang menghantam sebuah kendaraan militer Mesir di Bir al-Abd. Saat itu, 10 prajurit Mesir dilaporkan "tewas atau terluka."
Satu hari usai serangan ISIS, Mesir mengumumkan telah berhasil membunuh dua militan yang disebut-sebut sebagai tokoh "yang sangat berbahaya" di Sinai.
Mesir meningkatkan operasi terhadap militan dan ekstremis di Sinai selama bertahun-tahun. Namun hingga kini, Mesir belum dapat sepenuhnya memberantas mereka semua.
Sejak kudeta pimpinan Abdel Fattah al-Sisi terjadi di Mesir pada 2013, militan terus meningkatkan aksi serangan mereka di Sinai. Pada 2014, Ansar Bayt al-Maqdis mendeklarasikan kesetiaan kepada ISIS dan mengganti namanya menjadi kelompok Provinsi Sinai, yang mengklaim sebagai ISIS cabang Sinai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News