Riyadh: Thailand dan Arab Saudi sepakat untuk membuka hubungan diplomatik kedua negara secara penuh. ‘The Blue Diamond Affairs’ menjadi akar permasalahan antara kedua negara.
Apa yang diketahui dari kisruh hilangnya berlian biru yang sangat berharga itu.
Baca: Thailand-Arab Saudi Pulihkan Hubungan Usai Bertikai karena Berlian Seharga Rp287 Miliar.
Masalah dimulai pada 1989 ketika berlian biru 50 karat senilai USD20 juta atau sekitar Rp287 miliar raib dari istana seorang pangeran Arab Saudi. Pelaku pencurian diketahui sebagai Kriengkrai Techamong, seorang petugas kebersihan Thailand yang bekerja di istana tersebut.
Arab Saudi telah lama menuduh polisi Thailand ceroboh dalam penyelidikan pencurian, dengan tuduhan bahwa permata yang dicuri diambil oleh perwira senior.
‘The Blue Diamond Affairs’ tetap menjadi salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan di Thailand dan diikuti oleh jejak kehancuran berdarah yang melibatkan beberapa jenderal polisi Thailand.
Setahun setelah pencurian, tiga diplomat Arab Saudi yang ingin mengembalikan barang-barang berharga itu ditembak mati di Bangkok. Sementara Riyadh mengirim seorang pengusaha Saudi, Mohammad al-Ruwaili, yang berbasis di Bangkok untuk memburu berlian tersebut.
Tetapi sebulan setelah ditugaskan untuk melakukan penyelidikan, al-Ruwaili menghilang dan diduga tewas.
Polisi Thailand mengklaim telah memecahkan kasus ini, tetapi banyak dari perhiasan yang mereka kirim kembali ke Riyadh diketahui palsu. Media Thailand dihebohkan dengan laporan bahwa istri pejabat tinggi terlihat mengenakan kalung berlian yang sangat mirip dengan perhiasan curian.
Hingga saat ini berlian biru menjadi dongeng dan tidak pernah ditemukan. “Negeri Gajah Putih pun berjanji akan mengangkat kasus dengan pihak berwenang jika ada bukti baru dan relevan terkait pembunuhan itu muncul,” sebut kantor berita Arab Saudi, SPA, Rabu 26 Januari 2022.
Kisah itu mengungkap korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang merajalela di kepolisian Thailand ketika spekulasi meningkat bahwa perwira senior dan anggota elite telah menyimpan batu berharga itu. Kalangan yang berkuasa juga diduga memerintahkan untuk menutupi kasus tersebut.
Pemutusan hubungan diplomatik menampar Thailand dengan berbagai kebijakan. Ini termasuk keputusan Arab Saudi untuk berhenti mengeluarkan dan memperbarui visa untuk ratusan ribu pekerja Thailand, menangguhkan izin bagi ribuan Muslim Thailand yang berharap untuk melakukan haji tahunan ke Mekkah dan memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Thailand.
Thailand, yang dirampas oleh perselisihan miliaran dolar dalam pendapatan pariwisata yang sangat dibutuhkan dan pengiriman uang pekerja, telah lama ingin memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi yang kaya minyak.
Gayung bersambut ketika Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman yang muda dan ambisius semakin fokus untuk memenangkan sekutu di luar negeri dan memperbaiki keretakan dengan saingan regional, termasuk Iran, Qatar, Turki, dan Pakistan. Bin Salman pun bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan O-cha dan sepakat untuk membuka hubungan kembali.
Arab Saudi, dalam upaya untuk memodernisasi dan mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak, berusaha menarik turis dan investor asing. Negeri Petrodolar berupaya untuk membuka peluang ekonomi di bidang selain minyak.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id