Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen (kiri) hanya bisa berdiri melihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen (kiri) hanya bisa berdiri melihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

Insiden Pengaturan Duduk Presiden Komisi Uni Eropa, Erdogan Disebut Diktator

Fajar Nugraha • 09 April 2021 05:44
Ankara: Perdana Menteri Italia Mario Draghi menyebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai ‘diktator’. Draghi mengecam Erdogan atas perlakuannya terhadap Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen pada sebuah pertemuan di Ankara.
 
Ursula von der Leyen berada di Ankara pada Selasa bersama dengan Kepala Dewan Eropa Charles Michel untuk pertemuan dengan Erdogan tentang hubungan Turki-UE.
 
Rekaman video yang diambil di dalam istana kepresidenan menunjukkan kedua pria itu duduk bersama, sementara von der Leyen dipaksa duduk terpisah dari para pria di sofa.

“Saya sangat tidak senang dengan penghinaan yang harus dialami Presiden Von der Leyen,” ujar Draghi, seperti dikutip Euronews, Jumat 9 April 2021.
 
“Tetapi dengan diktator ini (Erdogan) seseorang harus jujur ??dalam mengungkapkan perbedaan pandangan. Tetapi juga siap untuk berkolaborasi, untuk bekerja sama, untuk memastikan kepentingan negara seseorang. "
 
Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavu?o?lu menanggapi di Twitter: "Kami sangat mengutuk retorika populis yang tidak dapat diterima dari Perdana Menteri Italia Draghi dan pernyataannya yang buruk dan tak henti-hentinya tentang Presiden terpilih kami."
 
Erdogan menghadapi gelombang kritik menyusul insiden itu, yang terjadi tak lama setelah dia menarik Turki dari Konvensi Istanbul, sebuah perjanjian internasional tentang pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.
 
Turki mengklaim itu mengikuti "tuntutan pihak UE" dan bahwa unit protokol kedua belah pihak bekerja sama.
 
Dewan Eropa merilis pernyataan pada Kamis yang mengklaim layanan protokolnya tidak dapat melihat ruang pertemuan karena Turki menganggapnya "terlalu dekat dengan Presiden Erdogan."
 
Sejumlah anggota parlemen tidak terkesan dengan pengaturan itu.
 
Charles Michel sendiri tidak bereaksi pada saat itu dan mengikuti pengaturan tempat duduk. Michel tidak menawarkan kursinya kepada von der Leyen -,presiden wanita pertama Komisi Eropa,- meskipun keduanya memiliki pangkat yang sama.
 
Dia bilang dia "sedih" tapi tidak meminta maaf karena tidak melakukan apapun.
 
Sementara Von der Leyen disebut terkejut dengan pengaturan itu. Tetapi dia ingin fokus kepada pertemuan untuk memperkuat kerja sama kedua pihak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan