"Saat ini, 18 orang telah meninggal seluruhnya, sembilan di tempat dan sembilan di rumah sakit," kata dokter Tango Oscar Toky, kepala dokter di sebuah rumah sakit di tenggara Madagaskar kepada AFP, Selasa, 30 Agustus 2022.
"Dari 34 yang terluka, sembilan di antaranya berada dalam situasi hidup dan mati," lanjut dia.
Toky mengatakan, saat ini mereka menunggu helikopter pemerintah untuk mengevakuasi mereka ke ibu kota.
Sekitar 500 pengunjuk rasa bersenjatakan pisau dan parang 'mencoba memaksa masuk' ke dalam stasiun. Polisi yang terlibat dalam penembakan itu melaporkannya ke AFP.
"Ada negosiasi, (tetapi) penduduk desa bersikeras," sambung polisi itu. Polisi pertama-tama menembakkan gas air mata dan kemudian melepaskan tembakan ke udara untuk mencoba membubarkan massa.
"Mereka terus memaksa masuk. Kami tidak punya pilihan selain membela diri," tambah petugas itu.
Polisi nasional di ibukota mengkonfirmasi terjadi 'peristiwa yang sangat menyedihkan', tetapi hanya mengatakan ada 11 korban tewas, dengan 18 terluka.
Andry Rakotondrazaka, kepala polisi nasional, mengatakan pada konferensi pers bahwa yang terjadi adalah "peristiwa yang sangat menyedihkan. Itu bisa dihindari tetapi itu terjadi".
Baca juga: 32 Orang Tewas dalam Serangan Bandit di Madagaskar
"Polisi melakukan segalanya untuk menghindari konfrontasi, termasuk bernegosiasi dengan massa. Tapi ada provokasi (dan) ada orang dengan pisau serta tongkat berbilah panjang," katanya. Ia menambahkan yang lain melemparkan batu terhadap polisi.
"Polisi menggunakan gas air mata. Tapi itu tidak cukup untuk menghentikan kerumunan dari maju. Ada penembakan di udara. Tetapi pada akhirnya polisi tidak punya pilihan selain menggunakan pertahanan diri dan membatasi kerusakan dengan menembak," sambung Rakotondrazaka.
Penculikan itu terjadi minggu lalu, menurut Jean-Brunelle Razafintsiandraofa, seorang anggota parlemen untuk distrik Ikongo.
Serangan balas dendam
Serangan balas dendam biasa terjadi di Madagaskar. Pada Februari 2017, gerombolan 800 orang menerobos masuk ke penjara Ikongo untuk mencari tersangka pembunuhan yang ingin mereka bunuh. Mereka mengalahkan penjaga dan 120 tahanan keluar dari penjara.
Pada 2013, seorang Prancis, Prancis-Italia, dan seorang pria lokal yang dituduh membunuh seorang anak di pulau wisata Nosy Be dibakar hidup-hidup oleh kerumunan. Beberapa negara Afrika sub-Sahara telah mengalami gelombang serangan terhadap orang-orang dengan albinisme, yang bagian tubuhnya dicari untuk praktik sihir dengan keyakinan keliru bahwa mereka membawa keberuntungan dan kekayaan.
Albinisme, yang disebabkan oleh kurangnya melanin, pigmen yang mewarnai kulit, rambut dan mata, adalah kondisi genetik yang mempengaruhi ratusan ribu orang di seluruh dunia, terutama di Afrika. Under The Same Sun, sebuah badan amal yang berbasis di Kanada yang bekerja untuk memerangi diskriminasi, telah mencatat kasus-kasus kekerasan serupa di seluruh Afrika.
Mereka menempatkan Burundi, Republik Demokratik Kongo, Malawi, Mozambik dan Tanzania sebagai negara-negara di mana serangan semacam itu paling sering terjadi. Madagaskar, sebuah negara pulau besar di Samudra Hindia, termasuk di antara yang termiskin di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News